Warga Desa Pulo, Kecamatan Rembang, mengeluhkan pengerjaan jalan Kabupaten yang melintasi Desa setempat, tak kunjung dilanjutkan. Padahal ruas jalan tersebut masuk dalam rangkaian pengerjaan seperti di jalan Slamet Riyadi dan Jalan KS. Tubun.
Namun hingga kemarin proyek yang menelan anggaran sekitar Rp. 5 miliar itu belum tersentuh. Kini kondisi jalan di sebagian titik menimbulkan debu yang merugikan pelaku usaha di sepanjang jalan tersebut.
Seperti yang dialami Sugiono (55), pemilik warung makan yang terpaksa menyirami jalan di depan warungnya akibat banyaknya debu. Dirinya mengaku, banyaknya debu yang berterbangan mempengaruhi jumlah pembeli yang mampir di warungnya.
“Jelas masyarakat banyak yang mengeluh, di samping lingkungan sekitar banyak debu, usaha mereka juga berkurang (tutup) karena terkena debu,” kata dia.
Dirinya membeberkan, berdasarkan hasil Musyawarah Desa (Mudes) Pulo beberapa waktu lalu, ruas jalan tersebut bakal diselesaikan sebelum lebaran. Namun, hampir sebulan setelah lebaran ini, tidak ada tanda-tanda kelanjutan pengerjaan.
Pada dasarnya, proyek pengerjaan ruas jalan Pasar – Pulo merupakan salah satu proyek tahun 2022 yang gagal terlaksana. Kemudian diwacanakan bakal dilanjutkan pada tahun 2023 ini.
“Dari Musdes mendapat informasi dari Pak Kepala Desa, katanya mau dikerjakan dan diselesaikan sebelum lebaran. Tapi kenyataannya setelah lebaran sebulan lebih belum diperbaiki,” ujarnya.
Laki-laki yang juga menjabat sebagai ketua RT 3 RW 2 Desa Pulo ini berharap jalan tersebut dapat segera diperbaiki. Sebab lalu lintas ruas jalan Desa Pulo cukup ramai, karena merupakan salah satu akses utama warga menuju pasar induk Rembang.(Dari Rembang Rendy Teguh Wibowo melaporkan)