Di saat Bulan Ramadhan banyak banyak kelompok maupun komunitas yang menggelar pasar musiman yang menjajakan hidangan berbuka puasa. Salah satunya, Pasar Ramadan SKRM di Dusun Sekararum Kecamatan Sumber yang digagas oleh komunitas SKRM Squad.
Pegiat komunitas SKRM Squad, Ahdiat Galih, kepada wartawan, di Pasar Ramadhan, hari Rabu (13/4) mengatakan pendirian Pasar Ramadan di Dusun Sekararum bertujuan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dengan menjajakan aneka makanan setiap sore selama Ramadan.
“Pasar ini merupakan semangat dari teman-teman SKRM untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Ini juga untuk menjawab keinginan masyarakat yang ingin punya pasar, kemudian kami tergerak mendirikan pasar yang diselenggarakan setiap bulan Ramadhan,” tambahnya.
Pasar yang berlokasi di tengah pemukiman warga itu, selain menyediakan aneka makanan ringan, minuman buatan warga, seperti aneka olahan pisang, es dawet, es buah, sosis bakar, bakso goreng, dan sebagainya, juga menampilkan tarian sufi, musik, serta beragam hiburan lain.
Galih menjelaskan omzet pasar yang sudah berjalan beberapa hari ini hasilnya cukup bagus dan bisa menambah pendapatan warga. Bahkan perputaran uang di pasar ini Rp 4-5 juta per hari.
Galih menyebutkan sekitar 20 pedagang yang setiap sore sekitar pukul 16.00 mulai menjajakan daganganya di lapak-lapak yang dihias dengan berbagai ornamen unik. Seperti lumpang kayu jadul, luku atau kayu untuk membajak sawah, serta kendi berbahan tanah liat yang dipajang di atas meja kayu kuno.
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, mengapresiasi masyarakat, komunitas, serta para pegiat ekonomi kreatif yang turut terlibat dalam mendorong peningkatan ekonomi dan kemandirian warga. Waub berharap penyelenggaraan Pasar Ramadan di desa bisa menjadi sarana berwisata kuliner di Kabupaten Rembang.
“Terima kasih kepada teman-teman pegiat ekonomi kreatif dan masyarakat Sekarsari Kecamatan Sumber, Kabupaten Rembang yang mendorong masyarakat untuk mandiri dan memiliki etos kerja, menciptakan lahan untuk kawasan perdagangan, sehingga mereka bisa berjualan bersama-sama,” imbuhnya.
Putra ulama kharismatik asal Sarang, KH. Maemoen Zubair itu menuturkan Desa Sekarsari merupakan salah satu desa dampingan dari Biro Administrasi Pengadaan Barang dan Jasa Provinsi Jateng melalui program “Satu OPD Satu Desa Dampingan”. Sehingga pemerintah tidak hanya memberikan stimulus, tetapi juga mendorong masyarakat agar mampu berkreasi dan berinovasi menciptakan suatu usaha bersama.
Selain Desa Sekarsari, menurut Gus Wagub desa-desa miskin yang menjadi sasaran dampingan Pemprov Jateng di berbagai kabupaten juga melibatkan berbagai komunitas dalam melaksanakan program Satu OPD Satu Desa Dampingan, termasuk Komite Ekonomi Kreatif. Sehingga berbagai potensi yang ada di desa-desa kategori miskin dapat digali bersama-sama untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.(Dari Sumber Masudi melaporkan)