Penanganan anak tidak sekolah (ATS) di Rembang membutuhkan support anggaran untuk biaya personal ATS. Tim Gerakan Ayo Sekolah Pol 12 Tahun (Gaspol 12) sudah mengusulkan pada anggaran perubahan sekitar Rp. 400 juta.

PIC Penanganan Anak Tidak Sekolah Tim Gaspol 12 Abdul Baasitd menyampaikan, terkait dengan pembiayaan, menurutnya tidak semua ATS terkendala oleh biaya. Karena tidak semua ATS disebabkan karena faktor ekonomi. Namun karena motivasi dari si anak sendiri yang enggan ke sekolah.

Meski demikian, pihaknya tetap menganggarkan untuk kebutuhan personal sesuai peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) tentang standar pelayanan minimum (SPM). Salah satu kegunaannya untuk membackup biaya seragam identitas dari sekolah yang dikelola komite atau koperasi.

”Persoalan biaya bukan satu-satunya menjadi kendala kami untuk menangani ATS. Memang sebenarnya kita menganggarkan biaya personal sesuai dengan amanat Permendagri tentang SPM. Ada di dalamnya adalah menganggarkan untuk biaya personal,” bebernya.

Pihaknya sendiri sudah mengajukan anggaran kepada Pemkab Rembang untuk anggaran tersebut pada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Perubahan. Hanya saja, lanjut Abdul Baasitd, saat ini masih sebatas usulan. Besarannya yang dibutuhkan sekitar Rp 400 juta.

”Mudah-mudahan saja di perubahan bisa mengcover biaya personal. Paling tidak itu untuk membantu menjadi motivasi anak,” jelasnya.

Ia melihat penyebab ATS paling banyak adalah karena ekonomi. Namun bukan berarti mereka terkendala biaya sekolah. Persoalan yang dimaksud lebih pada kebutuhan hidup sehari-hari yang lebih besar daripada pendapatan.
”ATS yang terbesar di jenjang sekolah menengah atas. Itu 60 persen,” jelasnya.

Sementara itu, pihaknya juga sudah mengusulkan kebijakan lain untuk mendukung program ini. Seperti kuota khusus jalur afirmasi untuk ATS minimal lima anak dalam satu sekolah.
”Ini dalam taraf pengajuan kami. Kalau tidak seperti itu agak susah, penanganan ATS tidak didukung dengan kebijakan yang pro,” ujarnya.

Saat ini ada 132 desa di enam kecamatan yang akan disasar oleh Tim Gaspol 12. Yakni Kecamatan Sarang, Sedan, Kragan, Pancur, Pamotan, dan Sumber. Dari data Sistem Informasi Pembangunan Berbasis Masyarakat (SIPBM), sudah tercatat 44 ribu KK, yang memiliki anak tidak sekolah. Dengan rentan usia 7-18 tahun.

Dari jumlah KK tersebut diketahui ada 140 ribu jiwa, setelah dipetakan ditemukan 1.475 anak tidak sekolah. Saat ini sudah ada 179 anak yang kembali ke sekolah.(Dari Rembang Rendy Teguh Wibowo melaporkan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like

Gus Wabup : Rembang Jadi Etalase NU

Wakil Bupati Rembang H M Hanies Cholil Barro’ (Gus Hanies) meminta kader…

Wabup Minta Sekretariat DPRD Optimalkan Publikasi Kerja Anggota Dewan

Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Rembang mempunyai tugas besar untuk mengatasi…

Drupoh, Tradisi Unik Saat Panen Duku Woro

Desa Woro Kecamatan Kragan terkenal dengan buah dukunya atau masyarakat biasa menyebutnya…

Gus Hanies: Bangunan Gedung Harus Ramah Difabel

Pemerintah Kabupaten Rembang berupaya membuat akses ramah difabel saat membangun gedung. Hal…