Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk melakukan deteksi dini kanker serviks atau kanker leher rahim melalui metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) dan deteksi dini kanker payudara dengan SADANIS (Pemeriksaan Payudara Klinis) membuat Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Rembang terus mensosialisasikannya dengan banyak pihak.
Kali ini DKK Rembang menggelar sosialisasi melalui seminar kepada Ikatan Wirausaha Perempuan Indonesia (IWAPI). Acara tersebut dilaksanakan di ballroom salah satu hotel di Jalan Pantura, Selasa (15/11).
Dalam kesempatan itu, Kepala DKK Rembang, dr. Ali Sofi’I menyampaikan serviks atau kanker leher rahim akan sulit disembuhkan jika penyakit tersebut tidak mendapatkan penanganan sejak awal. Untuk itu sangatlah penting untuk melakukan deteksi dini agar penyakit tersebut bisa disembuhkan.
Jika penyakit tersebut sudah semakin parah, secara tidak langsung biaya yang dibutuhkan dalam perawatannya juga akan semakin meningkat. Tentu hal itu akan menjadi beban dalam segi pembiayaan.
“Penyakit kanker itu membebani, kejadiannya semakin lama semakin meningkat dan biaya yang dibutuhkan semakin besar. Bisa juga ini meningkatkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit itu. Tentu yang Namanya penderita kanker pasti menderita,” terangnya.
Selain itu, lanjut dia, juga ada kanker payudara. Penyakit itu merupakan penyakit kanker yang terbanyak dialami oleh perempuan dengan jumlah kasus yang cukup tinggi. Kemudian tingkat kematiannya juga tertinggi pada wanita.
“Ini artinya tingkat bahayanya begitu besar, tingkat bahayanya begitu tinggi terkait penyakit tersebut,” ucapnya.
Disebutkannya pada 2020, jumlah kasus baru kanker payudara di Indonesia mencapai 68.858 kasus (16,6%) dari total 396.914 kasus baru kanker. Dengan jumlah kematian mencapai lebih dari 22 ribu jiwa.(Dari Rembang Rendy Teguh Wibowo melaporkan)