3 atlet Pekan Olah Raga Provinsi (Porprov) kontingen Rembang cabang olahraga (cabor) pencak silat berhasil mengamankan tiket babak final. Ketiga atlet tersebut sukses mengalahkan atlet kontingen dari Magelang dan Purbalingga pada babak semi final di gedung olahraga (GOR) Mbesi, Rabu, (9/8).
Kemenangan tersebut masing-masing diraih oleh Saiful Mufik dari kelas A putra yang mengalahkan Ipnu Riki Saputro dari Magelang, Mohammad Rafi Putra dari kelas G putra yang mengalahkan Salman Ale Mucthar dari Purbalingga dan Bagus Wicaksono dari kelas I putra yang mengalahkan Muhammad Robbiul dari Kendal.
Pertandingan Mohammad Rafi Putra melawan Salman Ale Mucthar di kelas G putra berlangsung cukup menegangkan. Hingga Salman Ale Mucthar dinyatakan menyerah setelah pelatih dari Purbalingga melempar handuk ke arena akibat atletnya mengalami patah tulang selangka.
Ketua Pembinaan dan Prestasi (Binpres) IPSI sekaligus Pelatih Cabor Pencak Silat Rembang, Ahmad Turmuzi menjelaskan kemenangan telak diraih oleh Saiful Mufik dari kelas A dan Bagus Wicaksono dari kelas I putra. Sedangkan untuk di kelas G putra, pertarungan atlet Rembang berlangsung cukup alot hingga lawan menyerah karena mengalami cidera.
“Mutlak ya tadi mutlak, tadi selisih sekitar 33 poin (Saiful Mufik dari kelas A putra) dan 50 poin (Bagus Wicaksono dari kelas I putra),” ujarnya.
Ketiga atlet pencak silat tersebut praktis sudah mengantongi medali Porprov Jateng tahun ini. Sekaligus menambah perolehan medali untuk kontingen Rembang.
Sementara itu, atlet pencak silat kontingen Rembang, Saiful Mufik mengaku bersyukur bisa mengungguli lawannya dan masuk ke babak final. Sebab dengan persiapan yang serba mepet untuk ajang Porprov tahun ini, dirinya bisa memberikan hasil yang cukup baik.
“Jelas mereka menurut saya persiapannya lebih mateng, dari pada kami meskipun tuan rumah. Jadi ini bisa menjadi pengalaman dan pembelajaran ke depan untuk menjadi atlet yang lebih baik, ungkapnya.
Atlet pencak silat kontingen Rembang lainya, Mohammad Rafi Putra mengatakan dirinya mulai ronde 1 dan 2 tidak berani melihat skor. Sebab pada saat itu dirinya merasa kemampuan lawan jauh lebih unggul dan perolehan poin juga dipastikan selisih jauh.
“Saya sejak babak pertama sampai kedua itu tidak berani lihat poin. Jadi tinggal main saja fokus ke pertandingan,” ungkapnya.
Beruntung, lawan mengalami cidera yang cukup parah pada bagian bahu sebelah kiri saat ronde 2. Alhasil dirinya memanfaatkan kelemahan lawan dan berhasil membalikkan poin hingga pelatih lawan melempar handuk tanda menyerah.(Dari Rembang Rendy Teguh Wibowo melaporkan)