Salah satu dampak perubahan iklim pada kesehatan yakni meningkatnya kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Tindakan Fogging focus atau pengasapan fokus saat ini telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Rembang untuk mencegah meluasnya penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes albopictus dan Aedes aegypti itu.
Dinkes Rembang, Senin (27/2) melakukan fogging focus, di Sekolah Dasar (SD) negeri 2 Leteh, Kecamatan Rembang. Tindakan tersebut dilakukan menyusul adanya salah satu siswa di SD tersebut yang meninggal akibat penyakit DBD, baru-baru ini.
Kepala Dinkes Rembang, dr. Ali Syofi’i menyampaikan fogging focus merupakan tindakan yang dilakukan pada suatu wilayah yang sudah diketahui secara epidemiologi ada penyebaran virus DBD. Seperti kasus yang terjadi di SD negeri 2 Leteh tersebut.
“Jadi ketika ada kasus, petugas epidemiologi dari puskesmas melakukan penelitian epidemiologi. Yang pertama memastikan terdapat nyamuk pembawa virus dengue. Kemudian baru dilakukan fogging,” kata dia.
Dikatakannya, fogging tidak bisa dilakukan secara sembarangan atau tanpa adanya temuan kasus di suatu wilayah. Untuk itu langkah pencegahan dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) lebih diutamakan ketimbang melakukan penanganan menggunakan fogging terkait kasus DBD.
“Untuk pencegahan kita melakukan gerakan PSN. Untuk wilayah yang belum ada kasus kita dorong untuk melakukan pencegahan dengan gerakan PSN. Jadi kita tidak bisa melakulan fogging tapi tidak ada kasus. Maka tidak ada kata pencegahan menggunakan fogging,” bebernya.
Dirinya menambahkan, peran aktif masyarakat dalam melakukan gerakan PSN sangat dibutuhkan untuk mencegah menyebarnya kasus DBD. Sebab, penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes albopictus dan Aedes aegypti itu berpotensi cukup tinggi menyebabkan kematian.(Dari Rembang Rendy Teguh Wibowo melaporkan)