Tantangan Rembang Perlu Dijawab dengan Perencanaan Matang

Tantangan-tantangan yang dihadapi Kabupaten Rembang, perlu dijawab, dengan perencanaan yang strategis. Pasalnya, Rembang menghadapi tantangan yang tidak mudah. Hal itu disampaikan oleh Wakil Bupati Rembang, Mochammad Hanies Cholil Barro’ saat apel pagi, di halaman kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Rembang, hari Jum’at (28/1).

Gus Hanies mengatakan tantangan itu diantaranya angka kemiskinan yang masih tinggi sebesar 15,8 persen di tahun 2021, angka pengangguran terbuka di atas 4 persen, pertumbuhan ekonomi menurun akibat pandemi Covid-19, infrastruktur jalan  banyak yang rusak dan indeks pembangunan manusia di Rembang masih di angka 70-an persen.

Gus Hanies mengatakan tantangan itu diantaranya angka kemiskinan kita masih tinggi. 15,8 persen di tahun 2021, angka pengangguran terbuka kita masih di atas 4 persen, pertumbuhan ekonomi kita juga masih terpukul akibat pandemi Covid-19, infrastruktur terutama jalan, masih  banyak yang rusak dan indeks pembangunan manusia di Rembang masih di angka 70-an persen.

“Tantangan yang juga Panjenengan semua hadapi adalah perkembangan teknologi informasi. Laju perkembangan IT makin maju dan terbatas. Kita jawab tantangan ini juga,” Imbuhnya.

Gus Wabup mengungkapkan keberhasilan perencanaan pembangunan sangat ditentukan oleh kompetensi aparatur. Sehingga pegawai di Bappeda Kabupaten Rembang, dituntut handal dan visioner.  Selain itu menurut Gus Hanies, masyarakat harus didorong agar lebih berpartisipasi, dengan membangkitkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap perencanaan pembangunan daerah ini.

Gus Hanies mengungkapkan dirinya bersama Bupati Rembang, Abdul Hafidz telah mencanangkan smart city. Harapannya supaya dibantu untuk mewujudkannya dengan perencanaan yang baik dengan terus mengupdate permasalahan di daerah dan isu strategis yang harus digarap. Utamanya ketika Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang).

Menanggapi hal tersebut, Kepala Bappeda Kabupaten Rembang, Dwi Wahyuni Hariyati mengungkapkan pihaknya menyetujui adanya perubahan di dalam perencanaan melalui smart city. Misalnya di dalam kegiatan Musrenbangkab, ketika pandemi kemarin telah mengkombinasikan antara penggunaan Informasi Teknologi (teleconference) dengan kegiatan di luar jaringan.

“Memang kita disuruh untuk melibatkan masyarakat dengan aktif. Kita sudah mulai dengan sistem, sistem itu sudah agak lama. Sistem itu bisa diakses oleh siapa saja,” Tambahnya.

Yuni menerangkan di sistem simnangkis Rembang gemilang simnangkis.rembangkab.go.id di sana ada data yang bisa diakses oleh semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan lembaga-lembaga lain. Dengan adanya data penduduk miskin itu bisa diinovasi dan diintervensi oleh semua OPD.(Masudi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *