Limbah kayu dan Kulit kerang biasanya menjadi sampah yang dibuang begitu saja. Namun di tangan Soleh, warga Desa Meteseh Kecamatan Kaliori, limbah kayu dan kulit kerang dibuat menjadi kerajinan yang unik dan menarik.
Saat CBFM mendatangi kediamannya, puluhan hasil kerajinan dari kulit kerang terpampang di rumahnya. Ada yang berupa figura, hiasan meja berbentuk bunga, bingkai kaca, hiasan dinding berbentuk burung, tempat lilin, kaligrafi dan masih banyak lagi.
Soleh mengaku, membuat kerajinan kerang sudah ia lakukan sejak tahun 2015. Ide membuat kerajinan dari limbah itu muncul ketika dirinya melihat banyaknya limbah yang terbuang begitu saja di daerahnya.
“Ide saya hanya mencoba memanfaatkan limbah, baik limbah kayu atau limbah kerang untuk dijadikan produksi yang punya nilai jual yang lebih baik atau lebih baik,” kata dia.
Dirinya membeberkan, bahan baku limbah kayu ia dapatkan dari tempat produksi pembuatan mebel. Sementara untuk limbah kerang didapatkannya dari pabrik pengolahan kerang yang ada di sekitar wilayahnya.
Untuk membuat satu kerajinan, kata dia, membutuhkan waktu yang berbeda-beda tergantung tingkat kesulitan. Paling lama yang pernah ia lakukan menghabiskan waktu satu bulan lamanya.
“Setiap kerajinan beda-beda, ada yang pengerjaannya dua tiga hari selesai. Ada yang 15 hari sampai satu bulan,” ucapnya.
Untuk harga satu buah kerajinan yang dihasilkan cukup bervariasi. Mulai dari harga Rp. 100 ribu sampai Rp. 7 juta. Sementara untuk para pembeli tidak hanya dari lokal saja, namun juga dari luar Kabupaten Rembang.
“Sementara ini dari sekitar Rembang, Pati, Semarang sampai Jakarta,” imbuhnya.
Selama pandemi covid-19 ini, dia mengaku ada peningkatan penjualan produk kerajinannya. Omsetnya juga mengalami peningkatan sebesar 20 persen.
“Kalau sebelum pandemi omset Rp. 7 jutaan, namun setelah pandemi ada peningkatan hingga Rp. 8 jutaan,” pungkasnya.