REMBANG – Stok cadangan beras untuk memenuhi kebutuhan pangan di Kabupaten Rembang dipastikan aman hingga awal tahun 2024. Hal itu diketahui ketika Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM (Dindakop UKM) melakukan sidak di Badan Urusan Logistik (Bulog) Rembang dan sejumlah gudang penyimpanan beras beberapa pekan lalu.
Kepala Dindagkop UKM Rembang, M. Mahfudz, Kamis (1/11) menyebutkan berdasarkan hasil sidak yang telah dilakukan, diketahui jumlah stok beras yang tersedia mencapai 5.500 ton. Dengan jumlah beras tersebut, pihaknya menyebut kebutuhan pangan beras di Kabupaten Rembang masih aman hingga Maret 2024 mendatang.
“Yang di Bulog sekitar 4.500 ton, kemudian (beras) punyanya Bulog yang dititipkan di gudang penyimpanan lainnya 1.000an ton, sekitar itu,” kata Mahfudz.
Berdasarkan pantauan harga bahan pokok penting, kata Mahfudz, harga beras medium sekitar Rp 12.500 per kilogram. Sementara harga beras premium sekitar Rp 14.000 per kilogram.
Dengan harga tersebut, menurutnya cukup tinggi karena sudah melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan. Kendati demikian, pihaknya memaklumi karena kondisi kemarau seperti saat ini jumlah panen padi para petani kian menurun.
“Harga itu tidak normal, melebihi HET. Beras medium seharusnya hanya Rp 10.900. Naiknya harga itu disebabkan minimnya panen kita di saat kemarau ini kurang, kemudian beras stok di masyarakat juga menipis, sehingga harga gabah di tingkat petani sekarang Rp 7.500 per kilogram. Itu kalau sudah diselep jatuhnya harga sekitar Rp 12.500 sampai Rp 13.000 tergantung kualitas,” ungkapnya.
Untuk membantu meringankan masyarakat dalam menghadapi harga beras yang kian melambung, Dindagkop UKM bakal menggelar operasi pasar atau yang kini disebut Stabilisasi Pasokan dan Harga Pasar (SPHP). Kegiatan tersebut diwacanakan akan digelar di 14 Kecamatan.(Rendy/Msd/CBFM)