REMBANG – Kemarau yang melanda wilayah Kabupaten Rembang, mengakibatkan sumber air untuk pertanian pada embung semakin menipis. Bahkan terdapat salah satu embung yang sudah kering atau tidak bisa mengaliri air untuk kebutuhan pertanian.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dintanpan) Kabupaten Rembang, Agus Iwan Haswanto membenarkan jika stok air untuk kebutuhan pertanian pada embung sudah mengalami penurunan. Pihaknya mengklaim bahwa saat ini stok air pada embung di seluruh Kabupaten Rembang hanya menyisakan 25 persen saja.
“Kami cek memang rata-rata embung kami memang sudah surut. Diperkirakan rata-rata tinggal 25 persen dari volume embung yang ada,” kata dia.
Disebutkannya, total embung di Kabupaten Rembang sejumlah 283 dengan rincian yang berfungsi baik sebanyak 185 embung, yang rusak sedikit ada 52 embung dan yang perlu rehab ada 72 embung. Pihaknya memperkirakan, sisa air pada embung hanya bertahan hingga bulan September saja.
Disamping itu pengairan lahan pertanian juga ditunjang sumur tanah dangkal sebanyak 804 sumur. Dengan debit air yang bervariasi dari sumbernya.
Lebih lanjut Agus menjelaskan, saat ini Kabupaten Rembang sedang memasuki masa tanam 3 (MT 3). Khusus untuk tanaman padi, hanya ada di wilayah Kecamatan Sale, Kecamatan Pamotan dan Kecamatan Sluke yang memanfaatkan pengairan dari saluran irigasi.
“Untuk lahan yang memang kering yang tidak ada air yang cukup, petani kita sudah memilih komoditas tanaman yang tidak terlalu membutuhkan banyak air. Seperti tanaman palawija, tembakau, jagung dan beberapa komoditas lain,” imbuhnya.
Dirinya menyadari jika para petani harus mengeluarkan modal tambahan untuk menyirami tanaman palawija. Namun penyiraman itu hanya diperlukan pada saat masa awal tanam saja.(Rendy/Msd/CBFM)