Serapan dana pinjaman daerah bakal diselesaikan tahun ini. Mekanisme penggunaan sumber anggaran tersebut telah dimasukkan dalam perubahan penjabaran Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).
Sebelumnya, tahun 2022 kemarin, Pemkab Rembang telah mengajukan dana pinjaman Rp. 200 miliar. Mayoritas penggunaannya diperuntukkan percepatan pembangunan infrastruktur.
Namun, dalam perjalanannya, sejumlah proyek-proyek tersebut belum bisa mencapai progres 100 persen sampai dengan tenggat waktu yang ditentukan, yakni akhir tahun anggaran. Sudah sempat diberikan perpanjangan waktu, namun belum juga mencapai hasil yang diharapkan.
Sehingga proyek-proyek tersebut harus mandek sementara dan diteruskan pada tahun anggaran 2023.
Agar bisa terlaksana, maka diperlukan mekanisme perubahan penjabaran APBD. Dalam Perda nomor 11 tahun 2022 tentang APBD 2023 pasal 16 disebutkan bahwa, dalam keadaan darurat termasuk keperluan mendesak, Pemerintah Daerah dapat melakukan pengeluaran yang belum tersedia anggarannya dan/atau pengeluaran melebihi pagu yang ditetapkan.
Selanjutnya di masukkan dalam perubahan APBD 2023. Mekanismenya, dengan melakukan perubahan peraturan kepala daerah tentang Penjabaran Perubahan APBD dan pemberitahuan kepada Pimpinan DPRD, selanjutnya disampaikan dalam Laporan Realisasi Anggaran.
Sekretaris Daerah (Sekda) Rembang Fahrudin menjelaskan, diantara poin-poin yang dimuat dalam perubahan penjabaran APBD adalah terkait dengan anggaran pinjaman daerah.
“Yang masuk di penjabarannya terkait dengan penjabaran perubahan anggaran ya termasuk anggaran pinjaman daerah itu,” ungkapnya.
Ia menyampaikan, dalam pekerjaan proyek jalan ada berbagai sumber anggaran. Seperti provinsi, Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Alokasi Umum (DAU), dan dana pinjaman.
Berdasarkan sumber anggaran tersebut, lanjut Fahrudin, sesuai dengan perjanjian, proyek-proyek yang didanai menggunakan anggaran pinjaman akan diselesaikan tahun ini.
“Dari 4 sumber itu nanti yang jelas dana pinjaman akan diselesaikan tahun ini. Itu sesuai perjanjian yang telah disepakati,” bebernya.
Total ada 25 proyek yang belum selesai pekerjaan pada 2022. Fahrudin menjelaskan, sebagian besar sudah bisa terlaksana tahun ini. Hanya saja masih ada dua yang nasibnya belum jelas. Yakni ruas Sarang-Lodan dan Pasar Pulo.(Dari Rembang Rendy Teguh Wibowo melaporkan)