BULU – Desa Sendangmulyo, menjadi pilot project penanganan stunting di Kecamatan Bulu tahun 2022. Hal itu disampaikan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Camat Bulu, Gunari, dalam kegiatan orientasi Tim Pendamping Keluarga (TPK), di Pendapa Kecamatan Bulu, Hari Senin (5/9).

Gunari mengatakan dipilihnya Desa Sendangmulyo menjadi pilot project karena kasus stuntingnya tertinggi dari 16 desa di Kecamatan Bulu.

“Yang di Bulu ini, sebagai pilot Project utama di Desa Sendangmulyo. Kita kenalnya Desa Ngiri. Dari 16 desa, data kemarin yang mulai naik turun hingga di bulan Agustus ini, sekitar 212,” Imbuhnya.

Sekretaris Camat Kecamatan Bulu itu mengungkapkan faktor terjadinya stunting tidak hanya faktor kemiskinan saja melainkan korban kecuekan orang tua. Dimulai dari program pernikahannya apatis tidak memperhatikan pola hidup bersih dan sehat hingga apatis ketika hamil.

Selain itu stunting menurut Gunari juga bisa dipengaruhi beli jajanan kurang sehat ketika kanak-kanak. Pasalnya, dengan adanya orang tua yang sibuk bekerja. Menjadikan kurang adanya pengawasan dari orang tua, sehingga anak beli jajanan yang disukai tanpa melihat nilai gizi yang ada.

Berdasarkan data di Pusat Kesehatan Masyarakat Kecamatan Bulu, jumlah kasus stunting di Desa Sendangmulyo tahun 2021 sebanyak 41 anak dan di tahun 2022 ini menjadi 39 anak.

Sementara itu Ketua Tim Percepatan Penanganan Stunting Kabupaten Rembang, Mochamad Hanies Cholil Barro’ mengungkapkan Desa Sendangmulyo dirasa wajar menjadi lokus penanganan stunting sejak tahun 2021 karena desa bersangkutan termasuk desa besar dan populasi penduduknya juga besar.

“Di Bulu di 2 tahun terakhir, menjadi lokus penanganan stunting. Ini hanya di 1 desa. Hanya ada di Ngiri. Sejak tahun 2021 dan tahun ini, juga masih bertahan cuma 1 desa,” Tuturnya.

Pelaksana Harian Bupati Rembang itu menjelaskan Desa Sendangmulyo pada tahun 2023 juga menjadi lokus penanganan stunting. Hal itu berdasarkan surat keputusan bupati Rembang nomor 050/2004/2022 tertanggal 28 Juni 2022, telah menetapkan 29 desa dari 11 Kecamatan menjadi sasaran lokus stunting tahun 2023.

Wakil Bupati mengungkapkan penentuan lokus stunting berdasarkan jumlah terbanyak anak yang terpapar stunting.

Berdasarkan data, jumlah kasus stunting di Kabupaten Rembang pada tahun 2022 ini, di angka 18 persen. Harapannya pada tahun 2024 turun hingga 14 persen.(Masudi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like

Gus Wabup : Rembang Jadi Etalase NU

Wakil Bupati Rembang H M Hanies Cholil Barro’ (Gus Hanies) meminta kader…

Wabup Minta Sekretariat DPRD Optimalkan Publikasi Kerja Anggota Dewan

Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Rembang mempunyai tugas besar untuk mengatasi…

Drupoh, Tradisi Unik Saat Panen Duku Woro

Desa Woro Kecamatan Kragan terkenal dengan buah dukunya atau masyarakat biasa menyebutnya…

Gus Hanies: Bangunan Gedung Harus Ramah Difabel

Pemerintah Kabupaten Rembang berupaya membuat akses ramah difabel saat membangun gedung. Hal…