REMBANG – Pada hakekatnya seluruh agama di dunia mengajarkan kedamaian kepada pemeluknya. Hal itu disampaikan oleh Dr. KH. Ahmad Atabik, Lc dalam kegiatan sarasehan menjalin kerukunan antar umat beragama dalam membangun wawasan berbangsa dan bernegara, yang diselenggarakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Rembang, di Pendapa Rumah Dinas Wakil Bupati Rembang, Hari Sabtu (12/11).
Ahmad Atabik mengatakan di dalam kitab suci semua agama di dunia mengajarkan kedamaian dan kasih sayang. Maka apabila terjadi tidak adanya kerukunan dan kedamaiaan itu dipicu oleh pemeluknya yang kurang benar terhadap pemahaman ajaran agamanya.
“Maka kalau ada problem itu berkaitan dengan pemahaman pemeluknya terhadap kitab suci. Bukan ajaran kitab sucinya, bukan ajaran agamanya. Seperti adanya terorisme, radikalisme dan lain sebagainya. Itu berangkat dari pemahaman yang tidak atau kurang benar terhadap pemahaman ajaran agamanya,” imbuhnya.
Dosen Institut Agama Islam Negeri Kudus ini menjelaskan keragaman adalah sebuah keniscayaan. Pasalnya, potensi gesekan selalu ada. Sehingga diperlukan managemen konflik untuk menuju kedamaian.
Rais Syuriyah Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (NU) Kecamatan Lasem itu menyebutkan untuk mendamaikan antar umat beragama di Agama Islam, pemeluknya diminta untuk menjaga ukhuwah islamiyah. Sedangkan di Agama Kristen / Katholik ada Badan Kerja sama antar Gereja. Di agama lainpun pastinya juga ada.
Potensi gesekan antar umat beragama menurut Gus Atabik bisa dipicu karena adanya kesenjangan ekonomi, kecemburuan sosial, ketidakadilan hukum dan lain sebagainya.
Wakil Katib Pengurus Wilayah NU Jawa Tengah tersebut mengungkapkan untuk menciptakan kerukunan antar umat beragama dibentuk Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB).
Lulusan Al Azhar, Negara Mesir itu mencontohkan pemimpin tertinggi Al Azhar memasuki pertengahan Desember mengunjungi Kristen Koptik untuk mengucapkan Selamat Natal dan apabila ada kegiatan hari raya Islam, mereka gantian yang datang.
Hal senada juga disampaikan oleh salah satu penganut Agama Katholik, Trimo yang hadir menyampaikan selama membina gereja katholik setiap tahun selalu mengundang pemeluk agama lain untuk berkumpul di forum di luar gereja.
“Di Gereja Katolik hampir setiap tahun, mengundang teman-teman dari seluruh agama yang ada di Kabupaten Rembang. Begitu juga kami sowan ke kiai sepuh saat idul fitri,” ujarnya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh pengurus MUI Kecamatan Lasem, Ahmad Junaidi menuturkan toleransi antar umat beragama juga ditunjukkan oleh warga Desa Babagan, Kecamatan Lasem mereka bergotong royong untuk membayar iuran membantu kegiatan keagamaan agama lain.(Masudi/CBFM)