REMBANG – Warga Nahdliyin Kabupaten Rembang, Selasa (14/3) malam, tumpah ruah memadati Alun-alun Kota Rembang. Mereka sedang mengikuti kegiatan Rembang bershalawat dalam rangka menapaki abad ke-2 Nahdlatul Ulama (NU) yang diselenggarakan oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Rembang.

Bupati Rembang, Kiai Haji (KH) Abdul Hafidz, yang hadir dalam kegiatan itu sangat mengapresiasi kepada NU karena telah menyelenggarakan majelis Rembang Bershalawat harapannya bisa membawa berkah dan manfaat khususnya bagi warga nahdliyin dan umumnya warga masyarakat Kota Santri. Pasalnya, kiprah NU sangat berkontribusi banyak bagi warga Rembang.

“Atas nama Pemerintah, memberikan apresiasi yang tinggi kepada NU yang selalu berkontribusi kepada masyarakat. Baik di bidang pendidikan, kesehatan, bidang sosial, ekonomi dan di bidang-bidang yang lain. Ini NU kiprahnya sangat luar biasa khususnya di bidang diniyah,” imbuhnya.

Bupati mengajak kepada warga nahdliyin ikut berkontribusi mengatasi terhadap permasalahan yang dihadapi pemerintah yaitu penanganan kemiskinan ekstrem dan stunting.

Ketua Tanfidziyah PCNU Rembang, KH. Ahmad Sunarto mengucapkan terima kasih kepada pemerintah yang telah ikut berpartisipasi dalam Rembang Bershalawat.

“Atas nami PCNU mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Daerah yang telah berpartisipasi dalam Rembang Bershalawat, mugi-mugi Rembang ke depan akan lebih baik dan tambah barakah. Amiin” ujarnya.

Sunarto mengungkapkan NU lahir dari adanya kelompok-kelompok wahabi yang ingin membongkar situs-situs sejarah, membuat Hadratus Syaikh Kiai Haji Hasyim Asy’ary mengutus Kiai Haji Abdul Wahab Hasbullah serta Kiai-kiai lainnya menghadap Raja Ibnu Saud supaya situs-situs yang ada jangan sampai dibongkar. Atas usaha pendiri NU itu, makam Baginda Nabi Muhammad tidak dibongkar. Sehingga kaum muslim ketika ibadah haji, bisa ziarah ke sana.

Selain itu, jasa NU di bumi nusantara menurut Ahmad Sunarto ikut berjuang sehingga Negara Indonesia merdeka pada tahun 1945 dan ketika tentara sekutu ingin kembali menjajah Indonesia pasca kemerdekaan, di Surabaya, Kiai dan Santri ikut berjuang kembali melawan penjajah.

Dalam kegiatan itu menghadirkan pembicara Wakil Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, KH. Zulva Mustofa. Sedangkan Rembang Bershalawat dipimpin oleh Habib Anis bin Idrus Syahab dari Jakarta.

Sementara doa pembuka dipimpin Mustasyar PBNU, KH. Ahmad Musthofa Bisyri dilanjutkan H. Habib Abdullah Assegaf dari Desa Cabean, Kecamatan Bulu dan KH. Ahmad Thoha dari Desa Sidorejo, Kecamatan Pamotan.(Masudi/CBFM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like

Gus Wabup : Rembang Jadi Etalase NU

Wakil Bupati Rembang H M Hanies Cholil Barro’ (Gus Hanies) meminta kader…

Wabup Minta Sekretariat DPRD Optimalkan Publikasi Kerja Anggota Dewan

Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Rembang mempunyai tugas besar untuk mengatasi…

Drupoh, Tradisi Unik Saat Panen Duku Woro

Desa Woro Kecamatan Kragan terkenal dengan buah dukunya atau masyarakat biasa menyebutnya…

Gus Hanies: Bangunan Gedung Harus Ramah Difabel

Pemerintah Kabupaten Rembang berupaya membuat akses ramah difabel saat membangun gedung. Hal…