KALIORI – Memasuki musim kemarau tahun 2023, di Kabupaten Rembang, saat ini, masih aman dari bencana kekeringan. Hal itu disampaikan oleh Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rembang, Sri Jarwati, dalam kegiatan penutupan Desa Tangguh Bencana, di Balai Desa Sidomulyo, Kecamatan Kaliori, Sabtu (5/8).
Kalakhar BPBD Rembang mengatakan tanda-tandanya aman dari kekeringan itu dibuktikan dengan tidak adanya permintaan droping air bersih dari desa kepada BPBD. Pasalnya, di kabupaten lain, saat ini sudah ada yang melakukan droping air bersih. Bahkan hampir 50 persen kabupaten / kota di Jawa Tengah, telah melakukannya.
“Padahal Kabupaten Rembang sudah diwarning dari Provinsi. Ngerti Rembang ora duwe anggaran. Prediksi BMKG, Rembang kemaraunya paling panjang di Jawa Tengah. Akhir April sampai Oktober. 7 bulan 10 hari,” imbuhnya.
Ia mengingatkan kalau saat ini, masih ada sumber-sumber air supaya diefisiensi dan digunakan seirit mungkin.
Sebelumnya, anggaran droping air bersih di tahun 2022 tidak digunakan sehingga masih utuh. Karena wilayah setempat memasuki kemarau basah.
Begitu juga di tahun 2023 ini, menurut Sri Jarwati pihaknya optimis bisa mengatasi kekeringan walaupun dalam peta kekeringan Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Rembang menjadi satu-satunya Kabupaten yang berwarna merah.
“Meskipun saya punya anggaran Rp 35 juta untuk air bersih. Tetapi saya akan memberdayakan dan memaksimalkan CSR. Kemudian kalau CSR tidak ngatasi. Mudah-mudahan tidak terjadi. Terakhir memakai anggaran-anggaran desa,” bebernya.
Perempuan yang biasa disapa Anjar itu menjelaskan langkah terakhir dengan anggaran dari desa pihaknya mengajak kepada pemerintah desa setempat untuk melakukan pengisian air ke tampungan-tampungan air di dekat lingkungan rumah warga.(Masudi/CBFM)