REMBANG – Bupati Rembang, Abdul Hafidz mendukung penerapan Blangkon Jateng dalam pengadaan barang jasa. Pasalnya, untuk mengutamakan produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) lokal Rembang untuk memenuhi kebutuhan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan mendorong pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19.
Hal itu disampaikan oleh Bupati Rembang, Abdul Hafidz, saat Coffee Morning, di Aula Kantor Bupati, baru-baru ini.
Bupati mengatakan saat ini Pemerintah Kabupaten dituntut oleh pemerintah pusat, 40 % Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), untuk kepentingan UMKM. Kalau tidak memenuhi, maka bisa berdampak pada kucuran dana alokasi umum (DAU) yang diterima daerah, dari Kementerian Keuangan. Bisa saja dikurangi DAU nya atau bahkan tidak ditransfer.
“Saya sampaikan ke OPD, kalau mau peningkatan kapasitas, sudahlah di Rembang saja, “ Imbuhnya.
Pejabat asal Desa Pamotan Kecamatan Pamotan itu memerintahkan jajaran OPD tidak melakukan kegiatan peningkatan kapasitas ke luar daerah. Tapi cukup digelar di daerah sendiri, agar mampu membangkitkan sektor UMKM, di tengah masa pandemi.
Orang nomor 1 di Rembang tersebut menyebutkan akan ada beragam keuntungan jika berlangsung di daerah sendiri, karena perputaran uang akan semakin besar. Manfaatnya langsung terasa, mulai dari pelaku UMKM, hingga sektor perhotelan.
Selain jajaran OPD, Bupati juga berharap anggota DPRD Rembang membatasi kunjungan kerja keluar daerah, guna menunjang kebijakan 40% APBD untuk UMKM.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (DinsosPPKB) Kabupaten Rembang, Subhan menyambut baik himbauan itu dengan menggelar kegiatan peningkatan kapasitas pendamping Program Keluarga Harapan yang dilaksanakan tanggal 12 dan 13 Juli serta kegiatan peningkatan kapasitas Taruna Siaga Bencana (Tagana) pada tanggal 19 dan 20 Juli nanti dilaksanakan di Rembang sendiri.
“Kita belanjakan anggaran keuangan kita di dalam Kabupaten Rembang sendiri. Uang tidak akan ke luar Kabupaten Rembang,” Ujarnya.
Subhan menjelaskan di kota garam semua fasilitas serba ada dan tersedia semuanya mulai hotel, tempat out bond dan snorkeling.
Kabag Pengelolaan Sistem Informasi Biro Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ) Pemprov. Jateng, Rusli Sofyan Nurwanto mengungkapkan semua produk bisa dibeli melalui blangkon jateng. Diantaranya snack, alat Tulis Kantor (ATK), seragam dan lainnya.
“Seragampun bisa, disini kan ada batik , sudah dimanfaatkan karena umkm kita sudah ada tidak perlu beli produk UMKM. Kita ditugasi untuk mengangkat UMKM daerah, umkm Rembang yang akan memenuhi kebutuhan OPD di Rembang, kalau UMKM Rembang tidak bisa memenuhi baru ambil di kota sebelah,” terangnya.
Rusli mengungkapkan untuk memperlancar program itu secara bertahap semua UMKM dan pejabat pengadaan di Rembang akan diberikan pelatihan tentang aplikasi Blangkon ini. Bahkan setiap hari mengadakan pelatihan secara online dan berkelanjutan dengan pendampingan melalui grub Whatsapp.
Dari data Pemerintah Provinsi ada 3.476 UMKM se Jateng yang sudah masuk di Blangkon Jateng, dengan rincian usaha 1.688 UMKM dan sisanya merupakan non badan usaha atau usaha perorangan.
Sedangkan UMKM Rembang yang sudah bergabung di Blangkon Jateng ada 27 dan 30 yang mengikuti pelatihan.(Masudi)