SUMBER – Remaja Desa Pelemsari, Kecamatan Sumber, Rabu (26/7), kembali lakukan tawuran dengan media nasi sebagai senjatanya. Kegiatan yang dilaksanakan di Punden Mak Nyah itu sebagai rangkaian menyemarakkan sedekah bumi di desa setempat.
Kepala Desa (Kades) Pelemsari, Maspin mengatakan alat untuk tawuran telah disediakan oleh masyarakat yang dibawa dari rumah. Sehingga ketika nasi sudah terkumpul di Punden, baru digunakan untuk pesta tawur nasi.
“Tawur nasi sebagai tolak balak terkait ternak dan tanaman,” imbuhnya.
Kades mengungkapkan nasi sisa tawuran akan dikumpulkan oleh warga untuk dikeringkan menjadi karak. Karak yang ada digunakan untuk dijadikan makanan ternak atau campuran pupuk tanaman. Sehingga tanamannya tahan terhadap penyakit.
Maspin mengungkapkan tradisi tawur nasi yang dilakukan oleh remaja ini sudah dilakukan secara turun temurun. Pasalnya, tradisi satu-satunya di Kabupaten Rembang itu, jika tidak dilakukan, maka imbasnya warga setempat terkena pageblug.
Hasil bumi yang dipanen warga Pelemsari dari sawah menurut Maspin berupa padi, tembakau
Salah satu peserta tawuran, Kholis mengaku merasa sakit ketika terkena lemparan nasi namun karena ingin menambah persaudaraan dan tetap kompak maka tidak dirasakan bahkan setiap tahun selalu mengikuti.
“Sakit banget, tetapi tetap seduluran,” ujarnya.
Selain pesta tawuran nasi, dalam kegiatan sedekah bumi di hari yang sama juga dimeriahkan pementasan kethoprak dari Kecamatan Sulang, di balai desa setempat. Dilanjutkan pada malam harinya dimeriahkan pentas seni PAUD, TK serta SD.
Kemudian pada 28 Juli 2023 dimeriahkan panggung hiburan dangdut di Balai desa. Kegiatan puncak pada 31 Juli 2023 ditutup dengan ngaji dan sholawatan bersama Habib Abdurrahman Al Attos, di Masjid desa bersangkutan.(Masudi/CBFM)