Pertandingan sengit tersaji di lapangan Galaxy International Stadium dalam pertandingan sepaknola antara tim Galaxy Legend Desa Gedangan melawan tim Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) n Friends, , Selasa (19/4) sore kemarin.
Saat peluit babak pertama berbunyi, tim PWI n Friends yang mengenakan jersey hitam-hitam langsung mencoba melancarkan serangan bergelombang, terutama dari lini sayap kiri.
PWI sempat mendapatkan hadiah tendangan penalti, setelah ada pemain Gedangan hands ball di kotak terlarang. Namun sayang, tendangan sang algojo, Andreas Priharistianto lagi-lagi melambung ke atas gawang.
Setelah itu, tusukan pemain sayap PWI, Anjis Apriyanto diakhiri dengan umpan lambung kepada Oktino Dwi Indriono. Sekali sentuh Oktino mengontrol bola, kemudian melesakkan tendangan.
Bola meluncur ke pojok gawang, sehingga mengubah kedudukan menjadi 1 – 0. Skor tersebut bertahan sampai turun minum.
Memasuki babak kedua, tim Galaxy Gedangan menambah daya gedor, dengan memasukkan sejumlah pemain muda. Praktis, mereka berulang kali membombardir serangan.
Bertubi-tubi tendangan keras para pemain Gedangan mengancam gawang PWI n Friends yang dijaga Reza Wilujeng. Reza tampil cemerlang, dengan mengeblok maupun mementahkan bola.
Skor 1 – 0 pun tak berubah, sampai akhirnya wasit meniupkan peluit panjang tanda pertandingan berakhir.
Agung Priyono, mewakili tim Galaxy Gedangan mengatakan pertandingan persahabatan memang sering digelar tim Galaxy Gedangan. Namun untuk bulan Ramadhan ini, pertandingan persahabatan melawan PWI n Friends merupakan yang pertama kali.
“Kalau sebelum puasa ya rutin seminggu sekali. Tapi yang selama Ramadhan, baru kali ini lawan PWI, jadi ya istimewa. Kita pilih PWI n Friends, karena belum pernah bertemu dan sering dengar liputan pertandingannya, “ ujarnya.
Agung menambahkan kebetulan jumlah squad pemainnya cukup banyak, sehingga bisa cepat melakukan pergantian, kalau ada yang merasa lelah.
“Kan puasa ya, jadi kalau sudah merasa haus, langsung berhenti saja, diganti sama pemain lain. Tadi apabila ada insiden-insiden kecil selama pertandingan, kita mohon maaf, “ imbuh Agung tersenyum.
Sementara itu Sigma Adhastianto, dari PWI n Friends mengakui selama babak kedua, timnya lebih full bertahan dengan menerapkan strategi “gerendel palang pintu”, menghadapi gempuran Galaxy. Bahkan untuk presentase penguasaan bola, PWI n Friends hanya memiliki 20 % untuk memainkan bola.
“Babak kedua kondisinya pengusaan bola 80 % banding 20 %, kita yang 20 % karena kita fokus bertahan. Tp alhamdulillah tim lawan tidak dapat mencuri angka dan pertandingan berakhir 1-0 untuk kemenangan kita,” pungkasnya.