Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Hidayatul Muslimin yang berada di Desa Kumbo, Kecamatan Sedan, berawal dari mengatasi anak putus sekolah di Desa Kumbo, dan sekitarnya. Hal itu disampaikan oleh Kepala SMK Hidayatul Muslimin, Muhammad Muandzom, saat kelas jurnalistik, di SMK setempat, hari Selasa (8/2).
Muandzom mengatakan SMK yang berada di perbukitan itu merupakan boarding school. Sehingga SMK tersebut seperti Madrasah Aliyah (MA).
“Sekolah paket komplit itu ya SMK. Namun SMK Hidayatul Muslimin berbeda dengan SMK yang lain. Karena kita SMK rasa MA. DI Kumbo dan Lemahputih itu yang laku ya pendidikan religius. Agama,” Imbuhnya.
Muandzom menjelaskan dikatakan SMK rasa MA karena materi pendidikan berupa praktek ibadah, keNUan, setelah lulus sekolah diharapkan lulus tahlil beserta doanya. Bahkan dibelakang SMK ada Pondok Pesantren.
Khusus untuk Pondok Pesantren menurut Muhammad Muandzom penghuninya berasal dari luar Jawa. Santri tersebut merupakan anak cucu warga sekitar yang telah bertransmigrasi.
Muandzom mengungkapkan dulu siswa SMK berasal dari Desa Kumbo dan Desa Lemahputih. Namun Kini siswanya meluas ke Desa Ngroto, Sidowayah, Trenggulunan dan Desa Dadapan.
Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Rembang, Musyafa Musa menuturkan dilaksanakan kelas jurnalistik untuk berbagi ilmu jurnalistik di sekolah yang berada di desa pelosok yang jauh dari pusat kota.
“2 tahun sempat vakum. Ketika kasus Covid-19 melandai kita merintis lagi kelas Jurnalistik lagi. Yang pertama menyasar SMP 3 Pamotan. Di SMK ini yang ke-2. Harapannya menyasar sekolah pinggiran di 14 kecamatan di Rembang,” Imbuhnya.
Wartawan Radio Rembang Bangkit dan I-News TV itu menyebutkan dalam kegiatan kelas jurnalistik itu menghadirkan Arif Syaefudin reporter detik.com dan Muhammad Fadlil Reporter Mata Air Radio. Sedangkan materi yang diberikan lebih fokus pada masalah tekhnik cepat menulis berita, serta membuat video dan bermedia sosial ala jurnalistik.(Dari Sedan, Masudi melaporkan)