Puluhan seniman gambar berlomba-lomba melukis di batang rokok menggunakan ampas kopi jenis lelet (Nglelet) khas Rembang dalam festival Ngopi Gedhen di halaman Rumah BUMN Rembang, Kamis (25/8). Festival itu diselenggarakan dalam rangka HUT ke-2 Rumah BUMN (RB) Rembang PT. Semen Gresik (PTSG).
Uniknya dalam perlombaan nglelet itu ada 2 peserta dari perwakilan kelompok disabilitas Rembang. Salah satu peserta dari disabilitas, Sulistyo Hartono dari Desa Gunem mengaku baru pertama kali mengikuti perlombaan nglelet.
Dengan menggunakan alat bantu dari kayu yang berbentuk tabung sebagai alat pegangan sebatang rokok, ia dengan lihai menggoreskan ampas kopi lelet sedikit demi sedikit. Wajar, karena dirinya memiliki keahlian membatik sejak duduk di bangku sekolah kejuruan.
Sehingga Tidak ada kesulitan yang berarti baginya kecuali keterbatasan yang ia miliki. Melukis 4 batang rokok diselesaikannya kurang dari 1 jam 30 menit, sesuai waktu yang diberikan oleh panitia.
“Kesulitan dari kendala individu, karena saya disabilitas. Maka membutuhkan alat bantu kayu ini. Dasarnya saya dari membatik, diterapkan di sini (batang rokok) juga bisa,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua panitia festival Ngopi Gedhen, Vara Damayanti menyebutkan ada 30 peserta yang mengikuti perlombaan nglelet itu. Masing-masing peserta diwajibkan menggambar rokok menggunakan ampas kopi lelet sesuai dengan ketentuan panitia.
“Yang dinilai ada 3 batang rokok yang Digambar sesuai kriteria. Jadi, 1 temanya bebas, ke-2 temanya HUT 2 tahun RB, yang ke -3 UMKM kokoh. Kenapa UMKM kokoh, karena hasil dari binaan rumah BUMN itu UMKM yang kokoh untuk usahanya,” bebernya.
Alasan dipilihnya nglelet sebagai perlombaan, kata dia, karena seni membatik pada sebatang rokok telah menjadi kebiasaan yang hidup sejak tempo dulu di Rembang utamanya Lasem. Sehingga kultur tersebut harus dilestarikan sebagai identitas kota Garam.
“Kopi lelet sebagai kebanggaan kota Rembang ini bisa lebih dikenal sebagai kopi yang patut untuk dibanggakan dengan kekhasan budayanya. Jika dilihat secara ekonomi juga sudah terbukti dengan tumbuhnya pelaku usaha kopi dan minat generasi muda untuk meneruskan budaya ngelelet pada rokok,” pungkasnya.(Dari Rembang Rendy Teguh Wibowo melaporkan)