Produsen Kerupuk Keluhkan Harga Minyak Goreng Tak Kunjung Normal

Produsen kerupuk di Desa Waru Kecamatan Rembang mengeluhkan harga minyak goreng curah yang tak kunjung normal. Harga minyak goreng curah mulai merangkak naik sejak bulan Desember 2021 lalu.Sumadi, pemilik usaha produksi kerupuk, Rabu (12/1) menyampaikan, dalam sehari dirinya menggunakan 150 kilogram minyak goreng untuk memproduksi kerupuk. Sedangkan hasil kerupuk yang diproduksi dalam seharinya rata-rata mencapai 4 kwintal.Ia menyebutkan, harga minyak curah saat ini sebesar Rp. 18.200 per kilogram. Jika dikalikan dengan kebutuhan minyak goreng per harinya, secara matematis modal yang dikeluarkan setiap harinya sebesar Rp. 2.730.000 untuk minyak goreng saja.Harga minyak curah yang tak kunjung normal, lanjut dia, tentu sangat memberatkan usaha yang digelutinya. Harapannya harga minyak goreng bisa kembali stabil agar modal usahanya tidak semakin tergerus.“Dulunya (harga normal) Rp. 12 ribu, naik terus menerus sampai sekarang ini Rp. 18.200. Harapannya kalau bisa harganya stabil, biar industri kecil seperti ini bisa jalan,” kata dia.Dirinya mengungkapkan, naiknya harga minyak goreng sama sekali tidak bisa disiasati dengan cara apapun. Karena harga kerupuk di pasaran itu tetap sama atau tidak bisa dinaikan.“Kalau mensiasati itu sulit, masalahnya kerupuk itu tidak bisa naik. Bahan baku naik tapi kerupuk tidak bisa naik,” ucapnya.Laki-laki usia 59 tahun itu menambahkan, meski harganya naik, pembelian minyak goreng tidak dapat dikurangi begitu saja. Karena produksi kerupuk harus tetap berjalan untuk memenuhi permintaan konsumen agar tidak kehilangan pelanggan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *