Tim pendamping keluarga (TPK) menjadi garda terdepan dalam penanganan stunting. Karena TPK memiliki senjata ampuh yang bisa digunakan untuk menekan angka stunting.
Hal itu diungkapkan Pelaksana Harian (Plh) Bupati Rembang, Mochamad Hanies Cholil Barro’ saat membuka kegiatan orientasi TPK Kecamatan Rembang di pendopo kecamatan setempat, Rabu (31/8).
Laki-laki yang akrab disapa Gus Hanies itu menyampaikan pola komunikasi hingga mencapai ke lingkup terkecil dari masyarakat menjadi senjata ampuh bagi TPK. Sehingga tidak salah jika TPK menjadi garda terdepan dalam penanganan stunting.
“Mulai dari desa, RT/RW, ataupun keluarga. Ini yang bisa masuk TPK, dan memiliki senjata pola komunikasi di situ. Dan hal itu yang tidak dimiliki oleh Kepala dinas maupun Camat,” kata dia.
Disebutkannya, wilayah Kecamatan Rembang termasuk salah satu wilayah yang memiliki jumlah keluarga beresiko stunting tertinggi. Dengan jumlah keluarga beresiko stunting sebanyak 6.997 keluarga, dan memiliki jumlah kasus stunting sebanyak 643 kasus.
Meski demikian, wilayah lainnya tetap harus menjadi perhatian. Karena penanganan stunting merupakan program nasional, maka di semua wilayah wajib menjadi prioritas penanganan stunting.
“Karena ini program nasional, maka penting untuk kita laksanakan di semua wilayah secara bersama-sama. Istilahnya dianggap prioritas semua karena ini hal yang penting,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (Dinsos PPKB), Subhan mengatakan pemberian orientasi bagi TPK sangatlah penting. Melalui orientasi itu, TPK diharapkan betul-betul memahami agar tidak salah dalam melangkah apalagi memiliki data yang tidak valid.
“Sehingga langkah-langkah ke depan sudah pasti, di desa saya ada sekian calon pengantin, ada sekian Ibu hamil beresiko tinggi, dan ada baduta sekian. Insya allah setelah orientasi TPK dapat memiliki data yang pasti,” pungkasnya.(Dari Rembang Rendy Teguh Wibowo melaporkan)