Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada sapi di wilayah Kabupaten Rembang, kian bertambah. Sejumlah upaya telah dilakukan Pemkab Rembang untuk menekan penyebaran PMK yang lebih banyak.
Bupati Rembang Abdul Hafidz menyampaikan, penutupan pasar hewan Pamotan dan Kragan, yang semula dijadwalkan hanya berlangsung dua kali pasaran, kini diperpanjang sampai ada pengumuman lebih lanjut.
Salah satu alasannya, terjadi peningkatan kasus PMK di Kabupaten Rembang yang tercatat pada tanggal 6 Juni kemarin sudah menginfeksi kurang lebih 1.600 ekor sapi. Sementara untuk sapi yang mati karena PMK ada 6 ekor dan yang disembelih sebelum mati ada 30 ekor.
Menurutnya, penyebaran PMK di Kabupaten Rembang sangatlah perlu perhatian dan penanganan khusus. Salah satunya dengan melakukan penyemprotan cairan disinfektan di lokasi ternak dan meniadakan transaksi jual beli ternak sementara.
“Pak Gubernur kemarin sudah memerintah supaya ada penanganan khusus dan Pemkab Rembang sudah melakukan salah satunya dengan penyemprotan disinfektan seperti jaman covid-19 pada kandang-kandang dan pasar sapi juga diliburkan sampai batas waktu yang belum ditentukan,” bebernya.
Bupati Hafidz mengungkapkan, sampai hari ini masih belum ada obat khusus untuk PMK. Untuk mengantisipasi penyebaran PMK dinas terkait juga ditugaskan untuk melokalisir wilayah dengan sebaran kasus PMK.
“12 Kecamatan sudah ada kasus PMK. Info dari Pak Wabup katanya PMK pada kambing juga sudah ada. Kalau dilihat saat ini memang sudah mengkhawatirkan, makanya ini perlu penanganan khusus,” terangnya.
Orang nomor satu di Rembang itu menambahkan, tenaga Kesehatan khusus hewan setiap hari telah berjibaku di berbagai wilayah untuk memantau perkembangan PMK. Besar harapannya ada langkah jitu dalam menangani kasus PMK pada ternak di Rembang.(Dari Rembang Rendy melaporkan)