Di pertengahan bulan Ramadan ini, permintaan kue kering untuk suguhan lebaran mulai mengalir. Banyaknya pesanan membuat pengusaha kue kering memulai produksi lebih awal.
Menurut Dyah Lestari Mulyaningrum (45) pengusaha kue kering asal Desa Mondoteko Kecamatan Rembang, dirinya mengaku di hari biasa ia hanya bisa menjual 10-20 toples kue kering. Namun saat ini dia sudah bisa menjual 90-120 toples kue kering selama bulan puasa.
“Produksi berdasarkan pesanan saja, kalau ramadan seperti ini produksi mulai meningkat. Pesanan dari Semarang ada, dari Kudus juga ada. Satu hari menghabiskan 1-2 sak tepung, 1 saknya 25 kilogram,” kata dia.
Dyah menyebutkan, untuk kue kering yang ia jual dibandrol dari harga Rp 35 ribu sampai Rp 70 ribu untuk kemasan 500 gram. Sedangkan untuk kemasan ekonomis 150 gram dijual dengan harga Rp 20 ribuan.
Lebih lanjut Dyah menerangkan, ada 9 jenis kue kering yang ia produksi pada Ramadan tahun ini. Meski untuk Ramadan tahun ini tergolong masih belum banyak pemesan. Sangat jauh jika dibandingkan dengan Ramadan tahun lalu yang sampai-sampai dirinya menolak pesanan.
“Ramadan ini agak menurun, kalau sebelumnya saya sampai menolak-menolak. Kalau tahun ini mungkin dampak dari kenaikan harga minyak goreng, BBM, ditambah lagi terigu dan lainnya jadi daya beli masyarakat agak berkurang,” terangnya.
Dyah memprediksi, permintaan pasar terhadap kue kering nantinya akan meningkat saat menjelang hari raya Idul Fitri. Sehingga dirinya harus menyiapkan stok agar bisa melayani seluruh pesanan dari pelanggannya ataupun pembeli baru. (Rendi)