Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan adanya fenomena fase Bulan Purnama (Full Moon) bersamaan dengan jarak terdekat bulan ke bumi (Perigee) yang berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum.
Khusus di pesisir Jawa Tengah, tepatnya Kabupaten Rembang potensi meningkatnya ketinggian pasang air laut diprediksi terjadi selama sepekan mulai 7 hingga 13 Juni. Namun peringatan tersebut tampaknya tak membuat nelayan gentar untuk melaut.
Seperti Mariyani (63), nelayan rajungan dari Desa Sukoharjo, Kecamatan Rembang, yang tetap melakukan aktivitasnya mencari rajungan di laut. Menurutnya para nelayan baru berhenti melaut jika saat musim baratan tiba.
Ketika musim baratan, lanjut dia, ancaman gelombang besar dipastikan membahayakan nyawa para nelayan. Sedangkan saat ini masih musim timuran yang menurutnya masih aman untuk pergi melaut.
“Ini cuaca tidak begitu berombak, kalau ombak besar itu kalau ada angin barat laut biasanya berbahaya untuk nelayan. Tapi kalau untuk timur laut ini tidak seberapa (ombaknya). Benar kalau pemerintah memperingatkan, tapi mungkin saja ombaknya tidak sebesar ketika musim baratan,” bebernya.
Sementara itu, nelayan rajungan lainnya Muhammad Iqro (35) mengatakan jika nelayan kecil seperti dirinya tidak berangkat melaut maka akan berdampak langsung terhadap ekonominya. Sebab sebagai nelayan harian, jika tidak melaut maka tidak ada uang yang didapat.
Oleh sebab itu dirinya sama sekali tak menggubris adanya peringatan peningkatan pasang air laut maksimum dari BMKG. Aktivitas melaut tetap ia jalani seperti biasa.
“Kalau nuruti pemerintah terus ekonominya gimana, sedangkan pemerintah tidak tahu orang-orang bawahan seperti kita. Ya tetep nekad (melaut),” ucapnya.
Dikatakannya, di kondisi musim timuran seperti ini sekali melaut ia bisa membawa pulang uang Rp. 100 – 200 ribu per hari. Meski diakuinya akhir-akhir ini hasil tangkapan dari jala yang disebar tidak terlalu banyak.(Dari Rembang Rendy Teguh Wibowo melaporkan)