Rombongan masa yang mengatasnamakan masyarakat peduli Desa Pandangan Kulon, Kecamatan Kragan menggeruduk balai desa setempat, Senin (29/5). Mereka menuntut agar salah satu perangkat desa yang menjabat sebagai bendahara desa dicopot.

Para warga yang unjuk rasa ini mulanya melakukan aksi dengan jalan kaki menuju Balai Desa. Mereka membawa sejumlah poster dengan tulisan bernada kecaman terhadap ulah oknum pamong desa itu hingga tuntutan pencopotan.

Salah satu tokoh masyarakat desa setempat, Agus Mursidi menyampaikan, aksi yang dilakukan warga ini merupakan buntut dari dugaan kasus asusila yang dilakukan oleh salah satu oknum perangkat desa setempat. Bahkan sejumlah bukti berupa foto-foto syur sudah tersebar melalui pesan berantai whatsapp.

“Mewakili warga di sini, kami menuntut agar oknum perangkat desa berinisial N ini mengundurkan diri atau dimundurkan oleh pihak desa. Karena ini (tindakan asusila) sudah meresahkan warga. Ini juga mencemarkan nama baik desa,” bebernya.

Sementara itu, Kepala Desa setempat melalui Sekretaris desa, Abdul Hakim mengatakan, dari hasil pertemuan dengan warga yang unjuk rasa, pihak desa akan segera membahas tuntutan warga. Pihaknya akan terlebih dahulu menyampaikannya ke Kepala Desa yang sedang dinas di luar kota.

“Dari hasil audiensi tadi salah satu tuntutannya N ini diminta mengundurkan diri atau dimundurkan diri dari jabatannya. Sementara ini karena Kadesnya sedang di luar kota, maka kami akan laporkan nanti dan akan segera kita bahas,” terang Hakim.

Sementara itu suami N, dengan inisial Y menjelaskan dugaan kasus perselingkuhan yang dilakukan sang istri dengan salah satu oknum pegawai sudah berlangsung sekitar Februari lalu. Saat itu dirinya mendapati pesan WhatsApp dari istri salah satu oknum pegawai Kecamatan Kragan kepada istrinya, N. Y mengungkap, pesan itu berisi hujatan dan foto syur sang istri.

“19 Februari jam dua lebih lima belas, kemudian saya buka itu HP istri saya itu mendapat cemoohan atau istilah Jawanya blancoan. Saya tunggu sampai pagi, saya tanyai istri saya awalnya tidak mengaku, saya tunjukkan pesan di HP-nya baru mengakui. Dia melakukannya (perselingkuhan) tiga kali di hotel,” pungkasnya.

Rombongan warga membubarkan diri setelah mendapatkan jawaban dari pihak desa. TIdak terjadi kerusuhan selama aksi demo berlangsung.(Dari Kragan Rendy melaporkan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like

Gus Wabup : Rembang Jadi Etalase NU

Wakil Bupati Rembang H M Hanies Cholil Barro’ (Gus Hanies) meminta kader…

Wabup Minta Sekretariat DPRD Optimalkan Publikasi Kerja Anggota Dewan

Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Rembang mempunyai tugas besar untuk mengatasi…

Drupoh, Tradisi Unik Saat Panen Duku Woro

Desa Woro Kecamatan Kragan terkenal dengan buah dukunya atau masyarakat biasa menyebutnya…

Gus Hanies: Bangunan Gedung Harus Ramah Difabel

Pemerintah Kabupaten Rembang berupaya membuat akses ramah difabel saat membangun gedung. Hal…