Nilai-nilai dan falsafah Pancasila sangat perlu diketahui dan dihayati oleh generasi muda Bangsa Indonesia, sebagai penerus kemerdekaan. Hal itu disampaikan Wakil Ketua Komisi E DPRD Jateng, H. Abdul Aziz saat dialog di Radio CBFM Sabtu pagi (10/6).
Lahirnya Pancasila pun menurutnya tidak terlepas dari pergolakan Soekarno atas ideologi-ideologi lain yang berkembang yaitu liberalisme, nasionalisme, komunisme, dan sosialisme.
Menurutnya implementasi Pancasila salah satunya menghindari gaya hidup Hedonisme, atau suka pamer, atau kembali menggalakkan semangat gotong royong di masyarakat.
“Sekarang ini semakin berat, hindari pamer, individualisme gak mau mengikuti kegiatan masyarakat. Semakin waktu semakin berat menghadapi anak-anaknya,” jelasnya.
Untuk itu politisi yang akrab dengan sapaan Gus Aziz itu mengajak semangat gotong royong kembali digalakkan di masyarakat sebagai bagian memupuk kembali nilai-nilai Pancasila.
Sementara itu Anggota Komisi E, Supriyanto menambahkan sebagai makhluk sosial manusia tidak bisa hidup sendiri.
Ia mengakui jika upaya pemerintah untuk menerapkan nilai pancasila memang sudah cukup baik. Tetapi yang perlu diwaspadai adalah tradisi dan budaya bangsa lain yang mulai masuk ke Indonesia.
“Sebagai makhluk sosial kita tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup kita sendiri,” bebernya.
Kemajemukan sosial budaya yang dikristalisasikan dalam bentuk nilai filsafat hidup bangsa (filsafat Pancasila) menurutnya merupakan jati diri nasional, jiwa bangsa, asas kerohanian negara dan sumber cita nasional sekaligus identitas dan integritas nasional. Serta diikat dalam satu ikatan Bhinneka Tunggal Ika dan rasa cinta tanah air bangsa dan negara. (Asmui/Msd)