Menjelang hari raya Idul Adha pedagang kambing kurban di Kabupaten Rembang, nampak sepi pembeli. Padahal di tahun sebelumnya pada H-3 Idul Adha seperti ini para penjual sudah kebanjiran order dari para pembeli.
Nyaman, salah satu pedagang kambing kurban di Desa Weton Kecamatan Rembang mengaku tahun ini tergolong sepi pembeli. Jika dibandingkan tahun lalu, ada pengurangan penjualan sekitar 30 persen.
Jika tahun lalu dirinya mampu menjual kambing sebanyak 75 ekor, namun tahun ini di waktu yang sama baru terjual 45 ekor kambing. Dirinya memprediksi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang mewabah di kota garam ini menjadi faktor utama menurunnya daya beli masyarakat.
“Kalau tahun lalu pesanan banyak, kalau sekarang turun Mas. Kira-kira penurunan hampir 30%, kalau tahun lalu kita bisa mengeluarkan (menjual) 70 kambing, kalau sekarang tinggal 45-50 ekor. Penyebabnya ya ini, penyakit PMK,” bebernya.
Diakuinya harga kambing saat ini mengalami kenaikan harga sebesar 10-15 persen dibandingkan harga kambing pada momen Idul Adha tahun lalu. Seperti kambing kurban ukuran besar saat ini dijual dengan harga sampai Rp. 5 juta, sedangkan tahun lalu harganya hanya kisaran Rp. 4,5 juta.
“Faktornya ya karena saat ini kan banyak pasar-pasar hewan yang ditutup. Stok semakin sedikit, kiriman dari luar daerah juga dibatasi, akhirnya jualnya langsung dari kandang. Jadi kita langsung menentukan harganya, mau tidak mau ya segitu harganya,” ucapnya.(Dari Rembang Rendy Teguh Wibowo melaporkan)
