Pengusaha Siasati Turunnya Minat Pembeli Ikan Pindang

Naiknya harga ikan layang yang menjadi bahan baku ikan pindang membuat para pemilik bisnis ikan pindang harus putar otak. Strategi bisnis yang jitu diperlukan untuk mempertahankan usaha agar tetap berjalan dimusim paceklik ikan seperti ini.
Salah seorang  pemilik tempat usaha produksi ikan pindang di Desa Tasikagung Kecamatan Rembang, Mairin menyampaikan perihal managemen menjadi kunci salah satu kunci utama agar tidak bangkrut. Yang tak kalah penting yaitu antara pembelian bahan baku dengan nilai jual juga harus sinkron.
Ia mengakui, keuntungan dimasa paceklik ikan seperti ini sangat tipis sekali. Strategi mengurangi pasokan ikan pindang ke pasar menjadi jalan utama untuk mengantisipasi kerugian yang banyak.
“A,B,C. yang A masih mampu, B mungkin mampu, kalau yang C tidak mampu. Secara otomatis yang C kita liburkan dulu, kalau C memang bisa mampu mengikuti harga, baru kita masuk. Itu salah satu teori saya untuk mensiasati kerugian tidak terlalu banyak,” kata dia.
Dirinya menyebutkan harga bahan baku ikan pindang saat ini mencapai Rp. 15 ribu per kilogram. Diprediksi dua bulan kedepan harga tersebut bisa semakin tinggi.
“Ini baru masuk Januari awal. Kemungkinan Februari, Maret itu betul-betul tidak ada nelayan yang berangkat. Itu bisa naik lagi,” terangnya.
Dirinya menambahkan, naiknya harga ikan pindang dipasaran mengakibatkan turunnya daya beli  masyarakat. Diakuinya penurunan mencapai kurang lebih 30-40 persen.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *