REMBANG – Pendidikan kebangsaan harus kembali ditekankan di sekolah-sekolah. Harapannya pendidikan kebangsaan itu harus diwujudkan secara terbuka di dalam kurikulum sekolah. Supaya wawasan kebangsaan tetap terjaga di kalangan genarasi muda.
Hal itu disampaikan oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Tengah dari fraksi Golkar, Supriyanto, saat dialog dengan tema Hari Kebangsaan (Harkitnas) di Radio CBFM, Jum’at pagi (26/5).
Supriyanto mengatakan perlunya penegasan kembali wawasan kebangsaan agar pola pendidikan formal yang sangat terbuka di sekolah-sekolah, terutama sekolah swasta baru, yang kian minim memberikan pendidikan kebangsaan kepada para siswa.
“Memang perlu ditekankan wawasan kebangsan kita yang kian pudar. Karena ini sangat penting agar bangsa kita tetap menjaga persatuan dan kesatuan,” kata politisi asal Kabupaten Pati itu.
Selain itu, ia berpesan agar bangsa Indonesia jangan mudah dipecah belah, apalagi sampai terpengaruh dengan dengan ideologi lain selain pancasila. Sehingga memecah belah bangsa melalui isu Suku, Agama, Ras dan Antargolongan.
“Mereka justru memberikan pemahaman yang sesuai dengan keyakinan atau pemahaman pendiri atau pemilik sekolah. Pemahaman pemilik sekolah itu kadang tidak berakar dari kondisi Indonesia yang pluralis dan mengandung hal-hal yang berbau radikal, meski tidak semua seperti itu,” katanya.
Ia menjelaskan wawasan kebangsaan merupakan cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri, lingkunganya dan tanah airnya yang mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilyah yang dilandasi Pancasila, Undang-undang Negara Republik Indonesia 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat dalam upaya mewujudkan cita-cita Nasional. (Asmui/Msd)