LASEM – Kehadiran penataan Lasem sebagai Kota Pusaka disambut antusias warga. Bahkan saat ini, muncul ide-ide pengembangan di desa-desa penyangga Kota Pusaka, terkait konsep pentaan wisata religi.
Sekretaris Desa Sriombo, Adi mengatakan dengan memperhatikan pengembangan tempat-tempat bersejarah akan bisa menambah daya tarik pengunjung. Di Lasem ada sejumlah tempat yang memiliki nilai historis.
“Di Sriombo terdapat 2 makam Adipati yaitu Adipati Wirobodro dan Adipati Wironegoro. Sehingga diharapkan bisa mengundang peziarah dan dapat meningkatkan perekonomian warga sekitar,” imbuhnya.
Ia berharap ke depan penataan di area wisata religi di Kawasan Lasem bisa diperluas ke makam-makam para Adipati Lasem.
Hal senada disampaikan Kepala Desa Dasun, Jarwo bahwa di Lasem sudah memiliki fakta sejarah. Dalam penataan bagi dia tak hanya membangun fisik, namun juga perlu membangun Sumber Daya Manusia, masyarakat yang berkarakter sebagai kota budaya.
“Saya berharap intervensi pemerintah penting turun ke bawah untuk merubah mindset masyarakat,” ujarnya.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Komisi E Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Tengah, pihaknya siap mengagendakan konsep besar wisata Religi Bonang-Sriombo.
“Sriombo harus dikemas dalam konsep besar wisata religi Bonang-Sriombo. Kalau Bonang itu kan masih ada dilema. Karena klaimnya menang Tuban. Makamnya di sana,” bebernya.
Gus Aziz menuturkan pihaknya saat ini telah merekonstruksi peradaban Demak. Sehingga ke depan Bonang-Sriombo bisa didanai melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Pasalnya, Sejarah Demak dimulai dari Lasem. Kadipaten Bonang-Binangun berdiri, 6 tahun kemudian baru berdiri Demak.(Masudi/CBFM)
