PANCUR – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang, targetkan di tahun 2026, punya 100 Desa Tanggap Bencana (Destana). Hal itu disampaikan oleh Wakil Bupati Rembang, Mochamad Hanies Cholil Barro’, dalam kegiatan pencanangan Destana, baru-baru ini.
Gus Wabup mengatakan program pencangan 100 destana masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Rembang 2021-2026. Dicanangkannya 100 destana dari 192 desa dan kelurahan itu karena banyaknya potensi bencana di Kabupaten Rembang.
“Bencana tidak bisa kita hindari. Karena bencana sudah tergariskan. Tapi kita berhak untuk meminimalisir dampak. Mitigasi dan lain sebagainya. Tapi kalau kita menolak tidak bisa,” Imbuhnya.
Gus Hanies menjelaskan potensi bencana di kota garam diantaranya rob (gelombang tinggi) di pesisir utara Pulau Jawa mulai dari Sarang sampai Kaliori, bencana banjir di wilayah Kecamatan Kaliori dan Sumber dan tanah longsor hampir merata di desa berkontur pegunungan.
“Gempa bumi itu ada. Lempeng Pati, Lempeng Lasem, Lempeng Kendeng, Lempeng Muria pasti goyang,” Bebernya.
Gus Hanies berharap dengan adanya mitigasi bencana membuat masyarakat desa setempat nyaman bahkan masyarakat luar desa yang berinvestasi di desa bersangkutan.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rembang, Sri Jarwati menerangkan berdasarkan data di BPBD pada tahun 2018 Destana terbentuk di Desa Bendo Kecamatan Sluke dan di tahun 2021 di Desa Sendangmulyo Kecamatan Bulu.
Sedangkan pada tahun 2022 ini, Destana dibentuk tahun ini di 7 desa meliputi desa Dowan Kecamatan Gunem, Desa Bitingan Kecamatan Sale, Desa Kuangsan Kecamatan Kaliori, Desa Manggar Kecamatan Sluke, Desa Ronggomulyo Kecamatan Sumber, Desa Lemah Putih Kecamatan Sedan dan Desa Johogunung Kecamatan Pancur.
“Desa Johogunung ini merupakan yang terakhir dilaksanakan. Karena pelatihan tanggap bencana bagi relawan dilaksanakan hari Rabu kemarin dan hari Kamis ini,” Pungkasnya.(Masudi)