REMBANG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang terus berupaya menekan kasus penyakit stunting (gagal tumbuh kembang pada anak). Hal itu disampaikan oleh Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (Dinsos PPKB) Kabupaten Rembang, Prapto Raharjo, kepada wartawan, baru-baru ini.
Kepala Dinsos PPKB mengatakan dalam menangani stunting terdapat dua koordinator penanganan yaitu Dinas Kesehatan (Dinkes) menangani intervensi sensitif dan spesifik. Sedangkan Dinsos PPKB menangani keluarga berisiko stunting.
”Kalau DKK menangani yang sudah stunting, Kita Dinsos PPKB menyasar keluarga yang beresiko stunting,” imbuhnya.
Prapto menambahkan selain ke-2 dinas itu, ada Dinas Pertanian dan Pangan yang akan fokus terhadap ketahanan pangan keluarga dan Dinas Kelautan dan Perikanan yang mengkampanyekan gemar makan ikan.
Beberapa inovasi yang telah dilakukan oleh Dinsos PPKB menurut Prapto penanganan keluarga beresiko stunting adalah program Gerakan Keluarga Cegah Stunting (Raga Genting). Raga genting ini kita terapkan di desa Pasar Banggi, Kecamatan Rembang.
Bahkan pemberian edukasi oleh tim pendamping keluarga kepada para keluarga yang memiliki risiko stunting.
”Ini yang selalu memberikan edukasi, pendampingan ke keluarga yang berisiko stunting. Keluarga beresiko stunting itu siapa saja, calon penganting, ibu hamil, ibu nifas, ibu yang mempunyai balita 2 tahun dan lima tahun,” ungkapnya.
Mantan Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Rembang tersebut pihaknya bersama sejumlah Organisasi Wanita seperti tim penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan organisasi terkait lainnya dalam setiap tahunnya terus melakukan evaluasi dan pembangunan komitmen sehingga hasilnya bisa maksimal.
Harapannya, dapat meningkatkan komitmen kepada berbagai bidang untuk mencapai target penurunan stunting menjadi 14 persen pada 2024.(Masudi/CBFM)