REMBANG – Pembangunan daerah Kabupaten Rembang difokuskan pada 9 kebijakan strategis daerah. Hal itu disampaikan oleh Bupati Rembang, Abdul Hafidz, saat kegiatan Forum Konsultasi Publik Rancangan Awal (Ranwal) Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Rembang tahun 2024, di Aula Lantai 4 Kantor Bupati setempat, hari Rabu (1/2).
Bupati mengatakan isu strategis pembangunan Tahun 2024 masih menjadi perhatian utama di Kabupaten Rembang salah satunya penanggulangan Kemiskinan dan kemiskinan ekstrim.
“Berdasarkan rillis Badan Pusat Statistik (BPS) dalam kurun waktu satu tahun ini warga miskin di Kabupaten Rembang mengalami penurunan. Tingkat kemiskinan tahun 2021 sebesar 15,80 % atau 101.400 jiwa dari jumlah total penduduk 600 ribu lebih, sedangkan tahun 2022 menjadi 14,65 % atau 94.560 jiwa atau turun 1,15 %, hal tersebut menunjukkan bahwa kesejahteraan masyarakat Kabupaten Rembang semakin membaik,” imbuhnya.
Selain penanggulangan kemiskinan menurut Bupati isu strategis dititikberatkan pada Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). TPT pada Tahun 2022 sebesar 1,76%, turun sebesar 1,91% jika dibandingkan dengan Tahun 2021 (3,67%). Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Rembang pada Tahun 2022 sebesar 71.00, meningkat sebesar 0,57 jika dibandingkan dengan Tahun 2021 (70,43). Hal ini menunjukkan Perekonomian di Kabupaten Rembang Tahun 2022 mulai bangkit kembali setelah angka Covid-19 mereda. Beberapa sektor usaha sudah kembali menyerap tenaga kerja. Hal tersebut turut berpengaruh pada menurunnya TPT di Kabupaten Rembang sebesar 1,91 persen pada Tahun 2022 dan meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Rembang sebesar 0.57 pada Tahun 2022.
Selanjutnya isu strategis berupa Pencegahan Stunting. Angka prevalensi Kabupaten Rembang tahun 2022 berdasarkan SSGI 2021 sebesar 18,7 persen, berdasarkan laporan e-ppgbm Kabupaten Rembang mencapai 14.10 persen, dan berdasarkan bulan timbang agustus 2022 : 11,81 persen. Sampai dengan bulan Pebruari 2023 prosentase balita stunting berdasarkan laporan e-ppgbm adalah sebesar 13,9 persen. Dengan demikian Pemerintah Kabupaten Rembang optimis dapat turunkan angka stunting menjadi 14 persen pada 2024.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Dwi Wahyuni Hariyati menerangkan program unggulan pembangunan 2024 dititikberatkan pada 9 point yaitu digitalisasi birokrasi dan Rembang Smart City, darmasiswa dan darmaguru gerakan kembali ke sekolah serta penanganan kesehatan masyarakat maupun peningkatan kualitas sumber daya perempuan melalui industri rumah.
“Selain itu peningkatan daya saing komoditi unggulan pertanian, peternakan, kehutanan dalam rangka pengentasan kemiskinan. Peningkatan tata kelola dan sarana prasarana pasar tradisional, pembangunan embung, normalisasi sungai. peningkatan infrastruktur dan pembuatan Ruang Terbuka Hijau di tiap kecamatan, pengembangan Balai Latihan Kerja untuk penciptaan lapangan kerja mandiri dan terakhir penguatan destinasi wisata dan perdesaan menuju desa mandiri,” bebernya.
Kepala Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD) Kabupaten Rembang, Fery Sumardi menyebutkan kapasitas riil kemampuan keuangan daerah berada direncanakan Rp. 159 milyar.
“Menjawab visi misi Bapak Bupati, visi misi strategis, kemudian digitalisasi dan belanja-belanja yang sifatnya wajib dan mengikat, kapasitas riil kemampuan keuangan daerah Rp. 159.526.641.792,00,” ujarnya.
Dalam kegiatan Konsultasi Publik Ranwal RKPD Kabupaten Rembang tahun 2024, selain dilakukan secara luring juga dilaksanakan melalui daring.(Masudi/CBFM)