Desa Mojowarno, Kecamatan Kaliori menjadi desa pertama rintisan smart village di Kabupaten Rembang. Hal ini dibuktikan dengan pengoperasian sistem anjungan mandiri bagi pelayanan desa dan layanan chatbot 24 jam melalui aplikasi Telegram.
Terkait biaya website Pemdes Mojowarno mengeluarkan anggaran sekitar Rp. 1 juta per tahun. Sedangkan untuk biaya pembelian anjungan desa mandiri sebesar Rp. 12 juta lebih.
Hal itu disampaikan oleh admin Sistem Informasi Desa (SID), Desa Mojowarno, Fahrurrohim, saat ngobrol santai, di Balai Desa setempat, hari Senin (23/5).
Fahrurrohim mengatakan dalam anjungan Desa Mandiri yang dibeli dari APBDes tahun 2022 ini yang bisa digunakan warga desa setempat untuk mengurus berbagai pelayanan dan layanan chatbot 24 jam melalui aplikasi Telegram di http://t.me/PemdesMojowarno_bot.
“Warga bisa menggunakan Anjungan Desa Mandiri memakai KTP Elektronik. Dari rumah juga bisa, memakai mobile app, atau pakai google itu juga bisa tanpa harus datang, jadi layanan 24 jam sudah terlayani , begitu datang ke desa langsung tinggal ambil surat,” Imbuhnya.
Fahrurrohim menjelaskan konsep smart village Mojowarno ini lebih ke mengemas website mojowarno-rembang.desa.id yang menggunakan domain dari Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Rembang menjadi sistem informasi yang ideal sesuai apa yang diharapkan oleh Kementrian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat Desa Mojowarno itu menyebutkan dalam web tersebut Pemerintah Desa menyajikan informasi tentang laporan keuangan, pembangunan, data statistik dan berbagai macam informasi desa lainnya.
Anjungan mandiri ini menurut Fahrurrohim memiliki banyak fungsi dan kegunaan yang bisa diberikan. Selain pelayanan itu sendiri, anjungan mandiri bisa dimanfaatkan warga untuk mengecek bantuan sosial warga, mengecek kartu KIS PBI, informasi keuangan Desa, progres pembangunan di Desa serta informasi lainnya yang dibutuhkan oleh warga termasuk mengurus surat pengantar akan menikah, surat pengantar untuk usaha, atau surat domisili sampai aduan warga.
Fahrurrohim menerangkan tiap hari rata- rata yang mengakses web
mojowarno-rembang.desa.id ada 1.000 viewer. Saat ditanya kunci suksesnya penyajian layanan tersebut yakni adanya komunikasi yang baik antara Pemdes dan warga serta admin yang mau belajar dan menata data desa.
Dengan anjungan mandiri itu, warga bisa langsung mendapatkan pelayanan yang dibutuhkan meskipun perangkat desa tidak berada ditempat.
Caranya, warga yang membutuhkan pelayanan menempelkan KTP Elektronik di scanner yang disediakan di anjungan mandiri. Kemudian warga tersebut akan mendapatkan PIN dari admin desa melalui nomor telpon ataupun WA. Setelah mendapat hak akses dan PIN, warga bisa memanfaatkan layanan melalui layar touchscreen.
Dimana surat menyurat yang didapatkan oleh warga dari anjungan mandiri memiliki pengaman digital berupa barcode untuk memastika validitas surat.
Wakil Bupati Rembang, Mochamad Hanies Cholil Barro’ sangat mengapresiasi program Smart Village yang dilakukan Mojowarno dapat mendukung visi misinya bersama Bupati Rembang, Abdul Hafidz untuk menjadikan Rembang sebagai Smart City atau Kota Pintar.
“Nanti kalau ini benar- benar jalan , sistemnya udah oke, efeknya sudah kemana- mana. Karena digitalisasi ini merupakan suatu kebutuhan mutlak dan harus kita lakukan terutama dalam pelayanan, ” tambahnya.
Gus Wabup berharap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait bisa mendorong agar smart village Mojowarno ini bisa ditiru Pemdes lainnya minimal 3 desa di Kecamatan Kaliori seperti Desa Tambakagung, Dresi Kulon dan Desa Sambiyan. Maksimal 1 desa di 13 kecamatan lain.
Gus Hanies jika biaya yang dikeluarkan untuk keperluan Mojowarno Smart Village besar, itu hal wajar. Namun semua itu terbayarkan dengan manfaat yang didapatkan oleh warga dan Pemdes itu sendiri.(Dari Kaliori Masudi melaporkan)