Berawal dari hobi mengoleksi pakaian bekas Dwi Nur Rochim, Warga Kelurahan Leteh, Kecamatan Rembang, sukses meraup cuan jutaan rupiah dari bisnis jual beli pakaian bekas impor berbagai merek. Dalam sebulan, ia bisa meraup untung hingga Rp. 10 juta.
Pakaian bekas impor berbagai merk ternama yang ia jual berjejer rapi di rak display di tokonya yang berada di depan Stadion Krida Rembang. Perkembangan bisnis pakaian bekas yang saat ini banyak diminati dan menjadi trend kalangan anak muda membuat dirinya tertarik terjun ke bisnis ini.
“Awalnya saya sih meragukan, kayak barang-barang seken di Rembang bisa diminati tidak sih. Tapi ternyata dari situ saya lihat antusiasnya kemudian ada ajakan dari teman, dan dari situ saya ikut terjun ke dunia pakaian seken,” kata dia.
Dirinya mengaku baru menggeluti bisnis pakaian bekas ini sejak tahun 2020 ketika pandemi covid-19. Dengan modal awal Rp. 5 juta, dirinya mulai membeli produk pakaian dari Jepang, Korea dan Cina.
Mulai dari kemeja, kaos, celana pendek, celana panjang, jaket hingga aksesoris berupa topi. Barang yang ia jual mulai dari harga Rp. 25 ribu hingga yang paling mahal Rp. 400 ribu.
Pakaian bekas berbagai merek miliknya yang merupakan barang impor langsung dari Jepang, Korea dan China masih dalam kondisi 80 hingga 90 persen dari kondisi baru. Tak ayal banyak orang dari dalam maupun luar kota yang tergiur untuk membeli pakaian yang ia jual secara online itu.
“Kalau saya lebih suka menyasar anak SMA yang lagi senang belanja. Mereka juga lebih melek di media sosial juga. Soalnya di umur-umur segitu mereka istilahnya pengen cari yang baru buat mereka eksplore,” imbuhnya.
Dalam sebulan, Rochim mengaku bisa mengantongi omzet sebesar Rp. 6 juta sampai Rp. 10 juta. Biasanya dirinya menyediakan stok pakaian sesuai dengan kebutuhan pasar. Semisal saat musim penghujan, pakaian berbahan kain anti air yang ia pasok di tokonya.(Dari Rembang Rendy Teguh Wibowo melaporkan)