Berbagai upaya dilakukan pemerintah dalam menekan angka kasus stunting. Berbagai cara itu juga dilakukan termasuk dalam hal sosialisasi tentang stunting, mulai dari konten di media sosial, pertemuan formal langsung sampai dengan pagelaran seni budaya.
Seperti yang dilakukan Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Jawa Tengah yang bekerja sama dengan Kominfo Kabupaten Rembang, telah menggelar sosialisasi stunting melalui pagelaran seni budaya kethoprak singkat dan pemutaran film pendek layar tancap, di Desa Sendangasri, Kecamatan lasem, Senin (5/12) malam.
Wakil Bupati Rembang, Mochamad Hanies Cholil Barro’, yang hadir dalam kesempatan itu mengapresiasi bentuk sosialisasi yang menyentuh kalangan penyuka pagelaran budaya tradisional itu.
“Melalui pagelaran seni budaya ini sangat baik, dan kami berharap ini bisa dengan mudah tersampaikan ke semua lapisan masyarakat. Bahwa penurunan stunting ini sangat penting,” ujarnya.
Dikatakan Wabup Hanies di hadapan warga yang menonton acara itu baik datang secara langsung maupun melalui live streaming youtube pemerintah kabupaten Rembang dan Kominfo Jateng, bahwa stunting ini penyakit yang menghambat tumbuh kembang anak. Tak hanya tentang fisik saja, tetapi stunting juga dapat menghambat perkembangan otak dan membuat imunitas tubuh anak menjadi lemah.
Wabup menambahkan pada tahun 2045 pemerintah ingin memiliki generasi emas, yang unggul. Maka tak heran pemerintah sejak tahun 2020 serius dalam penanganan penyakit stunting.
“Kita tidak ingin saat menyambut Indonesia emas tahun 2045 nanti generasi kita nuwun sewu (mohon maaf-red) jauh dari harapan, generasi yang lemah. Maka dari itu sejak belum menikah remaja kita beri informasi ,bagaimana nanti setelah menikah, hamil dan 1.000 hari pertama kehidupan si bayi kita perhatikan, ” ungkapnya.
Banyak program untuk pencegahan stunting, mulai nginceng wong meteng atau memantau orang hamil, ojo rabi bocah atau jangan menikah di usia dini. Kemudian di Kabupaten Rembang selain melaksanakan program dari pemerintah provinsi Jawa Tengah, juga mencetuskan program TELPONI untuk cegah stunting.
Program TELPONI kepanjangan dari Temokno, Laporno lan Openi ini awalnya program untuk menekan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Namun sekarang juga diimplementasikan juga untuk pencegahan kasus stunting.
Dimana setelah menemukan ibu hamil, kemudian dilaporkan ke desa dimana di sana ada bidan desa, Kader Penggerak Keluarga Berencana (KB) dan lainnya. Setelah ditemukan penanganan selanjutnya di openi , diberikan informasi yang valid tentang kehamilan, dan perlakuan pemenuhan gizi setelah bayi lahir.
Pencapaian upaya Pemkab Rembang dalam menekan kasus stunting cukup baik. Pada tahun 2020 kasus stunting masih di angka 20 persen kini sudah jauh turun di 11,8 persen.
Masih ada 4.400 kasus stunting di Rembang. Targetnya tidak ada kasus stunting baru di tahun-tahun depan sehingga bisa lebih cepat mencapai satu digit kasus stunting.(Dari Lasem Rendy Teguh Wibowo melaporkan)