SUMBER – Teknologi baru untuk memproduksi listrik dengan menggabungkan tenaga angin dan cahaya matahari telah dibangun di Dusun Kedungwatu, Desa Kedungasem, Kecamatan Sumber. Temuan berbentuk kincir angin dengan panel surya ini merupakan inovasi teknologi yang diciptakan oleh inovator dari Kabupaten Blora, Noer Chanief yang merupakan pemenang Lomba Kreativitas dan Inovasi Masyarakat (Krenova) Tingkat Provinsi Jawa Tengah.
Ketika melakukan uji coba di desa setempat, baru-baru ini, Noer Chanief mengatakan inovasi ini dapat dimanfaatkan untuk penerangan rumah dengan syarat pembuatan omah setrumnya tidak berdekatan dengan rumah.
“Bisa saja. Hanya saja pembangkitnya, tidak bisa jejer rumah. Pembangkitnya harus dijauhkan. Butuh bentangan angin yang bebas. Matahari yang bebas. Kalau disandingkan rumah, ya percuma. Ada angin, tapi tidak punya tenaga,” imbuhnya.
Noer Chanif menyebutkan untuk biaya pembuatan omset membutuhkan dana sekitar Rp. 70 juta. Tetapi panel surya bisa digunakan dalam jangka waktu kurang lebih 20 tahun. Pasalnya, 1 unit alat dapat menghasilkan 4.800 Watt/jam.
“Kalau dipakai untuk rumah, tergantung peruntukannya. Kalau misalnya untuk rumah tipe pra sejahtera, fasilitasnya belum banyak hanya penerangan saja bisa 5 sampai 6 rumah,” bebernya.
Perawatan listrik tenaga surya dan angin menurut Noer Chanif tergolong mudah, hanya memerlukan pelumasan dan pengecekan air accu. Untuk mencegag keausan yang parah pada lakernya dan akinya tidak kering.
Guru Sekolah Menengah Pertama di Blora itu menyebutkan bahan untuk membuat pembangkit listrik tenaga surya dan angin ciptaannya cukup sederhana dan murah. Seperti pelek sepeda, rantai sepeda motor, besi siku dan aki yang biasa dipakai mobil.(Masudi)