REMBANG – Puncak acara sedekah bumi Desa Kumendung, Kecamatan Rembang, Sabtu (2/9), dimeriahkan Kirab Budaya. Kegiatan yang mengambil tema Krayan Tirto Aji napak tilas leluhur itu diikuti sebanyak 11 Rukun Tetangga dari 4 Rukun Warga yang ada di desa setempat.
Kepala Desa Kumendung, Dwi Handayani mengatakan peserta dengan berbusana Jawa itu mengambil formasi dengan susunan dari depan 3 orang membawa pataka salah satunya bendera merah putih, disusul 2 putri yang membawa kendil untuk menampung air dari situs sumur yang dilewati. Di belakangnya Kepala Desa beserta suami dikawal perangkat desa setempat. Selanjutnya rombongan pembawa 7 gunungan dan 7 tumpeng sebagai bentuk simbolis kemakmuran masyarakat dan memohon pertolongan (pitulungan) dari Allah SWT.
“Rutenya mengambil start dari Dukuh Mendung, dari Situs Punden Mbah Buyut Putih. Kemudian melakukan perjalanan ke Dukuh Balong Kulon di Situs sejarah kita sebagai Punden cikal bakal kita namanya Mbah Buyut Siyah – Mbah Rogo. Setelah itu kita melakukan perjalanan sampai finish di Sumur Anjasmo. Itu juga situs dari cikal bakal peradaban yang ada di Desa Kumendung,” imbuhnya.
Ia menjelaskan para peserta setelah sampai di tempat finish mengikuti doa bersama, mendoakan para leluhur cikal bakal penduduk Desa Kumendung yang telah tiada dan warga Desa Kumendung yang masih hidup supaya sesuai dengan Slogan desa setempat yaitu Makmur, Aman, Tentrem, Optimis dan Harmonis (MATOH).
Kepala Desa yang biasa disapa Wiwik ini berharap melalui sedekah bumi, kirab budaya dan napak tilas yang diadakan setiap tahunnya dapat dijadikan sebagai wujud untuk melestarikan budaya peninggalan leluhur di desa bersangkutan.
“Setiap tahunnya ada sedekah bumi, kita kemas dengan melihat jaman tempo dulu. Hingga harapannya kebudayaan ini terus menerus kita lestarikan sebagai satu nilai budaya yang ada di Kumendung agar anak cucu kita nanti tetap mengingat bahwa ini adalah warisan leluhur. Budaya sedekah bumi, kirab budaya dan napak tilas, kita ingat para leluhur kita. Cikal bakal kita,” harapnya.
Sebelumnya, menurut Wiwik kegiatan gelar budaya diawali pada 10 Agustus di Dukuh Mendung mementaskan pagelaran ketoprak. Dilanjutkan 22 Agustus di Dukuh Balong Kulon menggelar pentas budaya. Sedangkan pada 28 Agustus di Dukuh Balong Kulon dihibur kesenian ketoprak dan pada 30 Agustus di Dukuh Balong Wetan juga digelar pementasan kethoprak.(Masudi/CBFM)