REMBANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rembang tak henti-hentinya terus mengingatkan kepada warga 59 desa di 12 kecamatan yang masuk dalam daftar rawan kejadian tanah longsor.
Sejak bulan Februari 2022 ini, sejumlah peristiwa longsor terjadi beriringan di sejumlah titik. Kecamatan Sluke, dan Pancur menjadi daerah perhatian belakangan ini, karena kajadian yang beruntun.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Rembang Sri Jarwati mengatakan, yang terbaru longsor terjadi di wilayah Kecamatan Pancur dan Sluke pada tanggal 28 Februari sampai 1 Maret.
“Tanggal 28 Februari di Desa Bendo Kecamatan Sluke, kejadian siang pukul 15.00 WIB. Kalau tanggal 1 Maret nya pertama di Desa Labuhan Kidul (Sluke) pukul 08.00, kemudian di Joho Gunung dan Banyuurip (Pancur),” katanya.
Anjar menambahkan curah hujan yang tinggi terjadi sejak hari Minggu 27 Februari sampai dengan Senin 28 Februari 2022. Kejadian itu hampir merata di seluruh wilayah kecamatan yang ada di Kabupaten Rembang.
Rata-rata tebing yang longsor memiliki tekstur tanah yang labil, serta memiliki ketinggian antara 3 sampai dengan 9 meter.
Di Desa Bendo, warga bergotong royong untuk membersihkan matreal tanah yang bercampur batu agar tidak menghalangi warga beraktifitas. Sementara di Desa Labuhan Kidul pipa saluran air warga pecah. Untuk sementara belum ada penanganan dari desa setempat.
Sedangkan di Johogunung Pancur matreal longsor menutup halaman rumah warga, dengan panjang 6 meter. Tebing yang longsor memiliki ketinggian 9 meter. Untuk sementara akses jalan berbahaya untuk dilalui masyarakat sekitar.
Sedangkan di Desa Banyuurip longsor menimpa tower air bersih yang biasa digunakan masyarakat untuk mandi, dan memasak. Warga setempat langsung membersihkan untuk mengantisipasi agar tower tidak roboh. (Asmui)