LASEM – Sebagai Kota Pusaka, Lasem menyimpan banyak potensi wisata baik alam, sejarah maupun religi, sehingga perlu banyak promosi yang saling berkaitan antar potensi itu. Hal itu disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi E Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Tengah, KH. Abdul Aziz (Gus Aziz), saat berada di Pasar Kreatif Lasem, baru-baru ini.
Gus Aziz mengatakan salah satu promosi wisata dengan menggunakan susur sungai yang dimulai dari Kelenteng Desa Babagan sampai ke Masjid Tiban Desa Gedongmulyo yang berjarak 100 meter.
“Masjid Tiban saya sudah sering ngrembug dengan Pak Budi Kades Gedongmulyo. Sekalian dirintis wisata susur sungai yang dulu pernah gagal saya ngasih ke Pak Jarwo untuk Dasun,” imbuhnya.
Politisi asal Lasem itu menambahkan pihaknya di 2024 nanti siap menfasilitasi tambatan perahu beserta kapal antiknya sebagai alat penyeberangan dan penataan lingkungannya.
Sekretaris Takmir Masjid Jami’ Lasem tersebut mengungkapkan dengan adanya susur sungai itu bisa sebagai wahana mempromosikan Lasem sebagai kota wisata toleransi. Karena Masjid Tiban Nurul Huda, terletak di Desa Gedongmulyo, tepatnya di sebelah barat Kali Bagan, persis berseberangan dengan bangunan Lawang Ombo dan klentheng Tjoe An Kiong. Antara Masjid dengan Lawang Ombo sebenarnya saling berhadap-hadapan, namun terpisah oleh aliran sungai.
Perintis Museum Islam Nusantara di Lasem itu menerangkan keberadaan Masjid Tiban dipercaya oleh Masyarakat setempat lebih tua dibanding Masjid Jami’ dekat Alun-alun Lasem.
“Saya sudah mulai penataan di sana, tahun ini saya kasih Rp. 400 juta. Masjid Tiban itu, punya sejarah lebih tua konon dari Masjid Lasem,” ujarnya.
Ide gagasan lain untuk promosi wisata menurut Gus Aziz dilakukan dengan menata lingkungan rumah tak berpenghuni dan memasukkan Pedagang Kaki Lima untuk berdagang di dalamnya. Karena banyak aset perumahan yang menganggur dan tidak terpakai. Akibat rumah yang ada, sudah habis keturunannya.
Atau rumah tak berpenghuni itu dijadikan Museum Batik Lasem atau Museum Pucang Sulo, berisi sejarah kawitane Wong Kanung.(Masudi/CBFM)