Harga kacang kedelai yang kian naik dikeluhkan sejumlah produsen tempe di Kabupaten Rembang. Imbasnya produsen harus memangkas ukuran tempe agar tetap bisa produksi.
Produsen tempe di Desa Sumberjo Kecamatan Rembang, Sri Ungatminah menyampaikan harga bahan baku kedelai saat ini mencapai Rp. 11 ribu per kilogram. Sebelumnya harga kedelai dikisaran harga Rp. 9 ribu per kilogram.
Dirinya membeberkan, kenaikan harga kedelai terjadi satu bulan belakangan ini. Mulai dari harga Rp. 10 ribu hingga saat ini mencapai Rp. 11 ribu atau naik sekitar 22 persen lebih.
“Sebelum naik itu dulu Rp. 9 ribu, terus naik Rp. 10 ribu, sekarang Rp. 11 ribu. Kalau kenaikan sudah satu setengah bulan ini,” kata Sri.
Sri mengaku sempat hampir menutup tempat produksinya akibat harga kedelai yang tak kunjung stabil. Untuk mensiasatinya, saat ini ukuran tempe yang diproduksi diperkecil dengan harga jual yang sama, Rp. 4 ribu untuk 10 ikat tempe.
Dalam satu hari, sedikitnya 1,5 kwintal kedelai digunakan untuk memproduksi tempe. Jika beruntung, tempe yang diproduksi bisa habis dibeli pedagang. Jika tidak, terpaksa kerugian yang harus ia alami..
“ya gimana lagi, keuntungan cuma sedikit. Kalau tempenya tidak ada bakul pasti ruginya. Karena kauntungannya cuma sedikit,” imbuhnya.
Dirinya menyebutkan, semenjak naiknya harga kedelai, keuntungan yang didapatkan dalam sebulan dari produksi tempe tidaklah seberapa. Keuntungan yang didapat saat ini hanya sekedar digunakan untuk mempertahankan usahanya agar tidak sampai tutup.