REMBANG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang, kini mendapatkan amunisi tambahan untuk penanganan pencegahan kasus stunting baru. Amunisi baru itu yaitu berupa program Kedaireka dari Universitas Negeri Semarang (Unnes) Semarang.

Wakil Bupati Rembang Mochamad Hanies Cholil Barro’, menyambut baik keterlibatan akademisi dalam percepatan penurunan stunting di Rembang. Karena menurutnya dengan banyaknya pihak yang bergerak maka akan mendapatkan hasil yang lebih maksimal.

“Kita tidak mau ketinggalan dengan negara lain tahun 2045. Kita harus selamatkan generasi masa depan kita, kalau mau keroyokan dalam penanganan stunting insyaAllah bisa,” imbuhnya.

Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Rembang itu menuturkan penurunan stunting sudah cukup bagus, dari yang ditargetkan pemerintah 14 persen tahun 2024, kini sudah 13,9 persen. Karena capaian tersebut, Pemkab memiliki target sendiri hingga satu digit pada tahun 2024 nanti.

Koordinator  program Kedaireka Prof.DR. Ari Yuniastuti menegaskan Kedaireka merupakan kegiatan pengabdian dan penelitian yang digagas oleh Unnes dan didanai oleh Kementrian Pendidikan, Riset  dan Teknologi (Kemendikristek). Salah satu program dari Kedaireka yaitu penanganan stunting.

“Kedaireka mendapatkan dukungan pendanaan dari Kemendikristek. Sebenarnya programnya ada banyak. Namun kami memilih salah satu program yang diusung dari Kedaireka yaitu penanganan stunting,”Bebernya.

Ari Yuniastuti menerangkan dipilihnya Rembang sebagai sasaran program karena dulu saat pembuatan proposal, kasus stunting di kota garam masih tinggi dan masuk 3 besar bersama Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo.

Ari Yuniastuti menuturkan nantinya kegiatan yang dilakukan adalah intevensi  spesifik dan intervensi sensitif. Dimana intervensi spesifik ini antara lain pada balita, ibu dan remaja. Kemudian intervensi sensitif ini pada lingkungan.

Program yang diusung Kedaireka menurut Ari Yuniastuti nantinya berupa pembuatan produk makanan tambahan (PMT) bergizi untuk penderita stunting dari bahan pangan lokal seperti ikan atau kelor.

Selanjutnya pendampingan terhadap keluarga yang memiliki anak dengan gizi buruk oleh berbagai pihak, baik Mahasiswa UNNES dan Pemkab Rembang. Nantinya program ini akan dievaluasi secara berkala guna mendapatkan hasil percepatan penurunan stunting yang maksimal.(Masudi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like

Gus Wabup : Rembang Jadi Etalase NU

Wakil Bupati Rembang H M Hanies Cholil Barro’ (Gus Hanies) meminta kader…

Wabup Minta Sekretariat DPRD Optimalkan Publikasi Kerja Anggota Dewan

Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Rembang mempunyai tugas besar untuk mengatasi…

Drupoh, Tradisi Unik Saat Panen Duku Woro

Desa Woro Kecamatan Kragan terkenal dengan buah dukunya atau masyarakat biasa menyebutnya…

Gus Hanies: Bangunan Gedung Harus Ramah Difabel

Pemerintah Kabupaten Rembang berupaya membuat akses ramah difabel saat membangun gedung. Hal…