REMBANG – Kasus stunting, di Kabupaten Rembang, pada saat ini, sebanyak 11,8 persen. Hal itu disampaikan oleh Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Rembang, dalam kegiatan evaluasi dan rencana tindak lanjut audit kasus stunting di tingkat Kabupaten Rembang, di salah satu hotel di Pantura, Hari Senin (14/11).

Gus Hanies mengatakan data kasus itu diperoleh berdasarkan data dari elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM).

“Pada saat loka karya tingkat kecamatan, pada saat ini, kita sudah di 11,8 menurut e-PPBGM. Atau ada 4.480 balita yang stunting di Kabupaten Rembang,” imbuhnya.

Wakil Bupati Rembang itu menjelaskan penurunan stunting sudah cukup bagus, dari yang ditargetkan pemerintah 14 persen tahun 2024, kini sudah 11,8 persen. Karena capaian tersebut, Pemkab memiliki target sendiri hingga satu digit pada tahun 2024 nanti.

Gus Wabup mengungkapkan mengungkapkan terjadinya penurunan kasus stunting dari tahun ke tahun itu tidak lepas kesadaran masyarakat tentang kesehatan, serta kerja keras tim pendamping keluarga, tim penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga tingkat desa, bidan desa dan kader temokno, laporno, openi (Telponi).

Sementara itu Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Rembang, Teguh Gunawarman mengungkapkan penetapan jumlah kasus stunting di Rembang Survey Status Gizi Indonesia (SSGI), jumlahnya sebanyak 18 persen.

“Bapak Presiden menetapkan angka stunting maksimal 14%, pada tahun 2024. Kita ini ada perbedaan angka 18% menurut SSGI. Kemudian yang ke-2 versi e-PPBGM 11,8%,” ujarnya.

Teguh Gunawarman menerangkan DinsosPPKB Kabupaten Rembang, telah melaksanakan pendataan keluarga pada bulan Juli sampai September 2021. Pendataan menyasar 4 kelompok sasaran meliputi remaja, calon pengantin, ibu hamil dan bayi di bawah lima tahun. Dengan jumlah sasaran mencapai 86.365 orang. Dari jumlah itu sebanyak 29 persennya beresiko terkena stunting.

Staff ahli Bupati Rembang bidang pemerintahan, hukum dan politik itu menerangkan dari hasil pendataan tersebut kecamatan yang beresiko terkena stunting tertinggi yaitu Kecamatan Sarang, Sale dan Kecamatan Sumber. Sebaliknya, kecamatan dengan keluarga beresiko stunting rendah berada di Kecamatan Kaliori, Pancur dan Kecamatan Kragan.(Masudi/CBFM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like

Gus Wabup : Rembang Jadi Etalase NU

Wakil Bupati Rembang H M Hanies Cholil Barro’ (Gus Hanies) meminta kader…

Wabup Minta Sekretariat DPRD Optimalkan Publikasi Kerja Anggota Dewan

Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Rembang mempunyai tugas besar untuk mengatasi…

Drupoh, Tradisi Unik Saat Panen Duku Woro

Desa Woro Kecamatan Kragan terkenal dengan buah dukunya atau masyarakat biasa menyebutnya…

Gus Hanies: Bangunan Gedung Harus Ramah Difabel

Pemerintah Kabupaten Rembang berupaya membuat akses ramah difabel saat membangun gedung. Hal…