KALIORI – Kecamatan Kaliori ditunjuk oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang sebagai penyangga produksi garam. Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (Dinlutkan) Kabupaten Rembang, Mochammad Shofyan Cholid, kepada wartawan, hari Sabtu (24/12).
Cholid mengatakan ditunjuknya Kaliori sebagai penyangga garam karena luasan tambak di Kaliori seluas 860 hektar dari 1.600 hektar luas lahan tambak di Rembang.
“Di antara Kaliori, Rembang, Lasem sampai Sarang. Yang paling besar kawasan tambaknya di Kaliori,” imbuhnya.
Selain itu dipilihnya Kaliori sebagai penyangga garam di Rembang karena aksesnya dekat dengan pantura. Sehingga hemat transportasi. Pasalnya, apabila jarak jauh memerlukan sepeda onthel atau sepeda motor untuk mengangkut garam dari tambak menuju gudang.
Cholid menyampaikan untuk mendukung program kaliori sebagai penyangga garam di Rembang, di sana diintegrasikan kegiatan mulai dari pra produksi, ketika produksi hingga pasca produksi ditempatkan di Kaliori.
Untuk mendukung pra produksi pemkab telah membantu dengan memperbaiki infrastruktur mulai saluran dan jalan akses.
Sedangkan ketika produksi pemerintah memberi akses saluran air yang panjang, harapannya ketika ada kimia-kimia yang berat, dapat mengendap dulu. Sehingga bisa memperoleh NaCl murni.
Sementara pasca produksi pemerintah telah memberikan bantuan washing plant (pencucian garam), di Desa Tambakagung untuk mengolah garam menjadi garam layak konsumsi baik industri maupun rumah tangga.
“Pengolahan nanti kita coba cari akses pasar, keterampilan dengan pelatihan, perijinan dengan BP POM dan lain sebagainya,” ujarnya.
Cholid berharap dengan program itu, di tahun 2023, Rembang bisa swa sembada garam. Sehingga ke depan pemerintah tidak mengimpor garam dari luar negeri.(Masudi/CBFM)
