REMBANG – Warga di sejumlah desa di Kabupaten Rembang, di Bulan Agustus ini, mulai merasakan dampak kemarau. Dampak yang dirasakan ialah mulai kekurangan air, karena sejumlah sumur yang ada mulai mengering.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rembang jumlah desa yang membutuhkan pasokan air terus bertambah. Semula baru tiga desa yang mengajukan bantuan droping air bersih.
Tiga desa yang mengajukan bantuan air bersih dan sudah dikirim yakni Desa Sanetan Kecamatan Sluke, Desa Waru Gunung dan Kedung, Kecamatan Pancur.
Untuk tiga desa tambahan yang mengajukan permohonan bantuan air bersih ialah Desa Sendangasri Kecamatan Lasem, Desa Pranti, Kecamatan Sulang, dan Desa Wiroto Kecamatan Kaliori.
Kepala BPBD Kabupaten Rembang, Sri Jarwati mengatakan jika saat ini stok air bersih di tempatnya masih aman. Karena baru sejumlah desa saja yang mengajukan permintaan.
Tetapi ia memastikan prediksi BMKG jika puncak musim kemarau di Kabupaten Rembang pada bulan Agustus sampai dengan September nanti.
“Sampai dengan saat ini permintaan droping air sudah ada enam desa. Ini siaga kekeringan, karena Agustus – September puncak musim kemarau,” jelasnya.
Lebih lanjut ia menambahkan jika pihaknya sudah mulai melakukan distribusi air kepada warga yang membutuhkan bantuan air. Dan sudah tersalurkan seperti di Desa Sanetan Kecamatan Sluke, Desa Waru Gunung dan Kedung, Kecamatan Pancur.
“Jadi ada sudah yang sudah terdistribusi ada tiga desa Desa Sanetan Kecamatan Sluke, Desa Waru Gunung dan Kedung, Kecamatan Pancur,” jelasnya.
Tahun ini BPBD Kabupaten Rembang menyiapkan anggaran sekitar Rp 35 juta. Diperkirakan uang tersebut diperkirakan dapat mengirimkan 140 tangki air bersih. Tetapi sejauh ini sudah terdistribusi kepada warga yang membutuhkan air bersih 25 tangki.(Asmui/Msd/CBFM)