Jelang Idul Adha Tahun 2022, sejumlah peternak sapi di Kabupaten Rembang mengaku mengalami penurunan omzet penjualan. BHal itu disinyalir lantaran maraknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Bahkan sejumlah pedagang sapi ada yang menyebut permintaan sapi untuk kurban turun sekitar 90 persen.
Salah seorang pedagang sapi kurban di wilayah Kecamatan Kaliori, Huri mengaku permintaan turun sangat signifikan. Pasalnya, pada Idul Adha tahun lalu, bisa kirim 1.000 ekor sapi ke sejumlah Kota di Indonesia. Sedangkan permintaan sapi yang digunakan untuk kurban tahun ini jumlahnya tidak lebih dari 100 ekor saja.
“Pada hari raya Idul Adha tahun lalu saya mampu mengirim hampir seribu sapi ke luar Kota Rembang ,” jelasnya.
Sepinya permintaan dari pasar membuat ia tidak berani mengambil stok banyak.
“Gak berani stok banyak karena permintaan tidak seperti biasanya,” Tuturnya.
Selain permintaan pasar yang turun harga sapi sendiri juga sedikit berbeda dari tahun sebelum wabah PMK melanda.
Tahun ini ia hanya menjual sapi dengan patokan antara 27 juta sampai 50 juta. Namun besar dan berat badan sapi juga menjadi acuan untuk menentukan harga.
Selain pedagang sapi, para pedagang kambing kurban juga merasakan hal yang hampir sama seperti yang dirasakan oleh para pedagang sapi kurban.
Berdasarkan pantauan CBFM, para pedagang yang biasanya berjualan kambing maupun sapi kurban merantau ke sejumlah kota besar seperti di Jakarta. Namun tahun ini mereka berfikir berkali–kali untuk berjualan atau mremo keluar daerah.(Asmui)