REMBANG – Hari Ulang Tahun (HUT) ke-73 Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia (IGTKI), dimeriahkan dengan flash mob Tari Orek-orek massal. Hal itu disampaikan oleh Ketua IGTKI Kabupaten Rembang, Yustin Mariana, dalam kegiatan gebyar IGTK ke 73, di Alun-alun Kota Rembang, Sabtu (27/5).
Yustin mengatakan dilaksanakannya flash mob Tari Orek-orek untuk melestarikan budaya khas asli Kabupaten Rembang.
“Tari Orek-orek merupakan budaya dari Kabupaten Rembang. Kita lestarikan. Kita jadikan budaya kita, sebagai tonggak keberhasilan kita untuk menuju Indonesia yang sejahtera dan Indonesia yang merdeka,” imbuhnya.
Yustin menambahkan dalam kegiatan itu juga diisi jalan sehat keliling jalan protokol di kota Rembang.
Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kabupaten Rembang, Hasiroh Hafidz berharap di HUT ke-73 IGTKI, supaya ada peningkatan Sumber Daya Manusia dimana guru Taman Kanak-kanak (TK) harus sarjana.
“Ini membuat SDM mengajar mereka lebih baik, sehingga anak-anak kita menjadi tunas bangsa harapan kita. Sehat, cerdas dan bisa berkarya. Termasuk menyiapkan golden age (Red, usia emas) besuk 2045, remaja lebih banyak dari orang-orang dewasa,” harapnya.
Istri Bupati Rembang, Abdul Hafidz itu mengungkapkan TK sebagai bagian dari PAUD. Sebagai pondasi awal anak menerima ilmu di jenjang sekolah di atasnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua IGTKI Provinsi Jawa Tengah, Muhdi menyoroti di HUT ke-73 belum semua guru-guru TK menikmati kesejahteraan seperti tunjangan profesi atau sertifikasi. Dikarenakan masih belum banyak guru TK memenuhi tuntutan pendidikan S1.
“Sampai saat ini, pemerintah belum mampu memberikan penghargaan baik secara keseluruhan kepada guru TK. Karena kebanyakan guru swasta. Gajinya cuma Rp. 250.000 – Rp. 500.000,” bebernya.
Selain itu, menurut Muhdi adanya guru TK belum menerima kesejahteraan juga dipicu adanya kuota sertifikasi dari pemerintah masih terbatas, Guru Kelompok Belajar (KB) sebagai bagian PAUD belum masuk kriteria penerima sertifikasi.
Dosen UPGRIS Semarang ini menyebutkan berdasarkan data jumlah guru PAUD di Rembang, mencapai 5 ribu. Namun semua guru KB belum bisa masuk data base penerima sertifikasi, sedangkan guru TK yang belum masuk data base hanya sebagian.
Namun secara nasional, perbandingan guru penerima sertifikasi dengan yang belum kisarannya seimbang. Pasalnya, 50 persen atau 1,6 juta guru yang belum tersertifikasi.(Masudi/CBFM)