REMBANG – Pelabuhan Perikanan pantai (PPP) Tasikagung, pada tahun 2023 ini, membangun breakwater atau pemecah ombak. Saat ini pembangunan breakwater di sisi timur sudah mencapai sekitar 600 meter.
Kepala PPP Tasikagung, Yunus Mintarso mengatakan perlunya dibangun breakwater karena lokasinya berbatasan dengan laut dan terpengaruh musim baratan dan musim timuran.
“Rencana pengembangan PPP Tasikagung, ke depan akan membangun breakwater. Supaya PPP Tasikagung ke depan mempunyai kolam pelabuhan yang terlindung,” imbuhnya.
Ia mengungkapkan pada saat musim barat, semua kapal akan berlindung di timur dermaga dan barat dermaga menjadi kosong. Sedangkan pada saat musim timuran, semua kapal akan berlindung di barat dermaga dan di timur dermaga menjadi sepi.
Yunus menjelaskan dengan berkumpulnya semua kapal di satu titik, maka akan beresiko terjadinya bahaya kebakaran kapal. Harapannya dengan adanya breakwater supaya penyebaran kapal-kapal bersandar tersebar di seluruh kolam pelabuhan.
Berdasarkan data kapal perikanan ijin pusat di bawah 30 Gross Tonase (GT) yang memilih pelabuhan pangkalan di PPP Tasikagung sebanyak 324 kapal. Dengan rincian 317 kapal dengan alat tangkap JTK, 6 kapal alat tangkap purseseine dan 1 kapal alat tangkap rawai dasar.
Sementara kapal perikanan di atas 30 GT yang migrasi ke ijin pusat per 25 Agustus 2023 berdasarkan SIPI yang sudah terbit terdapat 45 kapal. Dengan rincian 7 kapal dengan alat tangkap JTK dan 38 kapal dengan alat tangkap mini purseseine.
Target PNBP pasca produksi PPP Tasikagung tahun 2023 menurut Yunus sebesar Rp 4.845.000.000, dan per 28 Agustus telah tercapai Rp 3.885.372.084 atau 80,2 persen. Sementara Produksi perikanan tangkap di PPP Tasikagung tahun 2023 sampai 28 Agustus sebesar 7.822.231 kilogram.
“Alhamdulillah kita produksinya nomor 1 dari 103 pelabuhan perikanan yang ada di Indonesia,” pungkasnya.(Masudi/CBFM)