REMBANG – Bupati Rembang, Abdul Hafidz meminta kepada masyarakat di Kota Garam, untuk meneladani ketokohan Pangeran Sedolaut. Hal itu disampaikannya dalam kegiatan Haul Kanjeng Pangeran Sedolaut dan masyayikh Kota Rembang, di Alun-alun Kota Rembang, Sabtu (29/7).
Bupati mengatakan kita sebagai generasi penerus supaya mengenal ketokohan dan perjuangan Pangeran Sedolaut yang membangun awal berdirinya Kota Rembang.
“Beliau sangat dikenal masyarakat Kota Rembang. Karena beliau ini, salah satu tokoh, salah satu waliyullah yang memimpin di Rembang sejak dulu pertama kali di Kabupaten Rembang,” imbuhnya.
Ia berharap sesuai dengan tema hari jadi ke-282 Kabupaten Rembang gemilang berkelanjutan agar ke depan Rembang mendapat berkah dari para wali-walinya Allah.
Hafidz menerangkan dengan adanya para Wali Allah maka keberadaan Kabupaten Rembang sangat berbeda dengan kabupaten lain. Pasalnya, sebagai sebuah Kabupaten yang tidak besar, namun di Rembang mempunyai segalanya. Salah satunya penyebar Agama Islam di Tanah Jawa berasal dari Rembang tepatnya Kecamatan Lasem.
Hal senada juga disampaikan Ketua Panitia Haul, Ubaidillah Ahmad Ramuji mengungkapkan Kabupaten Rembang, menjadi kota yang sangat luar biasa. Pasalnya, menjadi tempat lahirnya para tokoh yang tidak hanya milik Rembang, tetapi milik Indonesia.
“Misalipun Mbah Bisri Mustofa (Leteh), Mbah Abdul Hafidz (Kauman), Mbah Ma’shoem Lasem,” bebernya.
Para masyayaikh tersebut menurut Ubaidillah baik ilmunya maupun refleksi-refleksi keagamaannya membawa berkah bagi Indonesia.
Sementara Pangeran Sedolaut merupakan tokoh ulama yang mengikuti jejak wali songo dalam pribumisasi Islam dengan mendirikan madjid yang dikelilingi Alun-alun, Terminal, makam dan sistem pembelajaran.
Sementara itu, dalam sistem tata kota. Kabupaten Rembang yang mempunyai luas pantai 62 kilo meter, tidak terkena rob. Sedangkan dalam hubungan antar manusia yang multikulturalisme bisa hidup berdampingan dan saling toleransi antar umat beragama.
Dalam kegiatan haul masyayikh menghadirkan pembicara Habib Husein Bin Luthfi Pekalongan, Habib Musthofa Alaydrus Tuban dan Habib Abdurrohman Al Attas Solo serta habib dan para kiai dari kota santri.(Masudi/CBFM)